UMKM Jadi Andalan, Pembiayaan Bank Sampoerna Capai Rp7,4 Triliun di Kuartal I-2025

JAKARTA – Hingga akhir Maret 2025, PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan Rp7,4 triliun pembiayaan untuk UMKM, yang merupakan 63 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan sebesar Rp11,9 triliun.

Capaian ini menunjukkan pertumbuhan 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan UMKM industri perbankan sebesar 1,7 persen.

CEO Bank Sampoerna, Ali Yong, menyatakan komitmen perseroan untuk terus mendukung UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi strategis, terutama di tengah tantangan ekonomi global.

“Pemanfaatan teknologi dan kolaborasi adalah langkah strategis kami untuk memberdayakan dan memperluas penyaluran kredit UMKM hingga ke seluruh Indonesia,” kata Ali Yong di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Ali menjelaskan besarnya  pinjaman yang disalurkan kepada pelaku UMKM, sebagian besar 86 persen dilakukan secara langsung oleh Bank Sampoerna, dan sisanya disalurkan melalui lembaga keuangan lain yang menjadi mitra strategis.

Dari sisi pendanaan, akumulasi dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna mencapai Rp13,4 triliun pada akhir Maret 2025. Sekitar 20 persen dari DPK berbentuk rekening tabungan dan giro (current account & saving account/CASA).

Jumlah DPK ini meningkat 4,4 persen dibandingkan yang terakumulasi pada akhir Maret 2024 sebesar Rp12,9 triliun.

Peningkatan ini, catat perseroan, juga sejalan dengan peningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang pada periode sama meningkat sebesar 4,7 persen.

Bank Sampoerna juga mencatat kinerja positif melalui Bank as a Service (BaaS) yang terdiri dari jasa pemanfaatan virtual account, pembayaran via QRIS, dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer), di mana sepanjang kuartal I 2025 berlangsung sebanyak lebih dari 46 juta transaksi dengan total volume transaksi mendekati Rp30 triliun.

Total volume transaksi ini meningkat tujuh kali lipat dari volume transaksi yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2024, terutama didorong oleh semakin banyaknya transaksi penerimaan pembayaran menggunakan QRIS.

Sementara itu, fundamental dan likuiditas Bank Sampoerna terjaga dengan baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada posisi yang kuat pada level 28,4 persen, serta rasio pinjaman terhadap DPK (loan to deposit ratio/ LDR) tertangani dengan baik pada tingkat 88,4 persen.

Bank Sampoerna pun membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, capaian ini berkat dukungan nasabah dan kolaborasi dengan mitra strategis.

“Ke depannya kami terus konsisten mendukung UMKM sebagai tonggak perekonomian nasional,” kata Henky.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *