Disuntik Rp500 M, BPR Jatim Ditargetkan Deviden Rp150 M Kontribusi PAD

SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menargetkan PT BPR Jatim (Perseroda) dengan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar, bisa menghasilkan kontribusi dividen sebesar Rp150 miliar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam lima tahun mendatang.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Sidang Paripurna DPRD Jawa Timur, Rabu (28/5/2025), sebagai tanggapan atas pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda Penyertaan Modal pada BPR Jatim.

“Dalam hal penyertaan modal telah terpenuhi sebesar Rp500 miliar proyeksi dalam lima tahun ke depan maka kontribusi dividen kurang lebih Rp150 miliar,” jelas Khofifah.

Pernyataan Khofifah itu juga menjawab pertanyaan dari Fraksi PDI Perjuangan, Gerindra, PKS, serta Fraksi PPP-PSI.

Khofifah menjelaskan, setoran dividen dari laba tahun buku 2023 sebesar Rp9,42 miliar dan proyeksi tahun buku 2024 meningkat menjadi Rp9,6 miliar.

“Sehingga diharapkan dengan penambahan penyertaan modal akan lebih meningkatkan deviden,” jelasnya.

Pada sidang paripurna DPRD Provinsi Jatim itu, Fraksi PAN dan Fraksi PKS menanyakan soal antisipasi risiko fiskal, jika target laba atau penyaluran kredit tak tercapai, serta persiapan mitigasi skema fiskal untuk mengantisipasi dampaknya terhadap postur APBD,

Menanggapi pertanyaan tersebut, Gubernur menegaskan bahwa efisiensi biaya operasional akan dilakukan.

“Apabila tidak tercapai target laba atau proyeksi penyaluran kredit BPR Jatim akan dilakukan efisiensi biaya operasional,” ujar Khofifah.

Mengenai kajian opportunity cost, Khofifah menjelaskan bahwa penyertaan modal sudah dirancang untuk pemanfaatan terukur.

“Sesuai dengan rencana bisnis PT BPR Jatim, penggunaan tambahan modal tersebut direncanakan untuk ekspansi penyaluran kredit sebesar Rp350 miliar, penguatan likuiditas Rp100 miliar, dan pengembangan infrastruktur Rp50 miliar,” jelas Khofifah.

Alokasi tersebut, lanjut Khofifah, akan dilakukan melalui penyertaan modal sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menjawab pertanyaan dari Fraksi NasDem mengenai rencana bisnis jangka panjang BPR Jatim pasca tambahan penyertaan modal, khususnya terkait diversifikasi produk, digitalisasi layanan perbankan, dan penguatan tata kelola risiko kredit.

Khofifah menambahkan, rencana bisnis dan arah pengembangan BPR, terkait diversifikasi produk, antara lain berupa program kusuma pertanian dan sektor produktif lainnya.

“Kemudian digitalisasi layanan perbankan, antara lain berupa pengembangan layanan mobile banking dan layanan ATM jaringan; dan penguatan tata kelola risiko kredit antara lain berupa penyesuaian kebijakan perkreditan dan peningkatan kompetensi SDM melalui diklat,” ungkap Khofifah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *