GIANYAR, BALI –Seminar Nasional & Gathering BPR ArisanKU 2025 yang digelar PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti) pada Jumat, 4 Juli 2025, berlangsung sukses.
Acara mengusung tema “Menjawab Tantangan Kredit dan Mendorong Pemulihan: Strategi BPR Menghadapi Lesunya Kredit dan Antisipasi CKPN, ini dihelat di Gedung Pusat Pendidikan & Pelatihan BPR Kanti, Gianyar Bali.
Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba menuturkan, acara ini dirancang untuk mempererat sinergi antar Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan mendorong kontribusi nyata dalam pemulihan ekonomi nasional.
Berbagai dewan pengurus daerah Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) dari berbagai provinsi turut hadir, termasuk Bali, Sulselbar, Sulutgo, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, serta Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) Perbarindo se-Bali.
BPR Mampu Bersaing dengan Bank Umum
Made Arya Amitaba menekankan bahwa acara ini bukan sekadar ajang berbagi pengetahuan, melainkan juga pesan moral yang kuat: BPR mampu menghadirkan inovasi layanan setara dengan bank umum.
“BPR bisa kok, SDM BPR tidak kalah dengan SDM bank umum. Ini penting untuk mengikis rasa minder SDM BPR yang selama ini sulit mendapatkan talenta berkualitas,” ungkap Amitaba.
Ia juga menyoroti keberhasilan program Tabungan ArisanKU yang kini telah berusia 18 tahun dan diikuti oleh 111 BPR di 16 provinsi. Ini menjadi bukti nyata kolaborasi antar-BPR se-Indonesia dalam membangun kepercayaan masyarakat.
“Tabungan ArisanKU bukan sekadar produk simpanan, tapi simbol kolaborasi dan kepercayaan. Ini produk berbasis kebersamaan, di mana biaya dana serta biaya penyelenggaraannya setara deposito dengan disisihkan untuk hadiah yang diundi bersama,” jelasnya.
Ke depan, lanjut dia, program Tabungan ArisanKU akan memperluas jangkauannya dengan mengajak nasabah di luar Bali untuk berpartisipasi langsung.
Amitaba juga menyatakan bahwa pengundian hadiah Tabungan ArisanKU ke depan terbuka untuk dilaksanakan di berbagai daerah lain, seperti Jakarta, Semarang, Manado, dan kota-kota lainnya. Tahun ini, Tabungan ArisanKU menyiapkan dua unit mobil sebagai hadiah utama, yang masing-masing akan diundi pada tahun 2025 dan 2026.
Tantangan Kredit dan Regulasi CKPN Jadi Sorotan Utama
Sesi seminar nasional membahas berbagai isu strategis yang dihadapi industri BPR, terutama terkait lesunya penyaluran kredit pascapandemi COVID-19. Narasumber yang hadir adalah Trisno Nugroho, Mantan Direktur Organisasi & Strategi Manajemen Bank Indonesia serta Staf Ahli Gubernur Bali, dan Komang Arya Wira Kusuma Atmaja, Regional CEO PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).
Amitaba memaparkan bahwa krisis pandemi jauh lebih berat bagi BPR dibandingkan krisis moneter 1997-1998. Saat ini, industri BPR dihadapkan pada tantangan besar dalam penerapan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang sangat ketat. Padahal, nasabah BPR pada dasarnya adalah masyarakat non-bankable yang justru dilindungi oleh negara melalui keberadaan BPR, sebagaimana diamanatkan dalam Paket Kebijakan Oktober (Pakto) 88.
“Saat itu Menteri Keuangan RI mengeluarkan kebijakan pendirian BPR agar masyarakat terbebas dari jeratan rentenir-lintah darat. Jadi sejatinya debitur BPR adalah nasabah rentenir dan tentu tidak bisa disetarakan dengan regulasi bank yang bankable,” tegas Amitaba.
Melalui seminar ini, Amitaba berharap BPR dapat merumuskan strategi konkret dalam menghadapi tantangan tersebut. “Terutama dalam hal penyaluran kredit, mitigasi risiko, hingga kesiapan menghadapi penerapan regulasi baru,” pungkasnya.