Wujudkan Ekonomi Islam Berkeadilan, Menkeu Ajak Akademisi, Birokrat, dan Praktisi Bersinergi

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyerukan pentingnya kolaborasi erat antara tiga pilar utama ekonomi Islam: kalangan akademisi, birokrasi, dan praktisi. Seruan ini ditujukan untuk mengakselerasi terwujudnya sistem ekonomi Islam yang adil, inklusif, dan berlandaskan prinsip-prinsip syariah.

Menkeu mengungkapkan hal tersebut saat membuka Sarasehan Ekonom Islam yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, Kamis (15/5).

“Sinergis antara akademisi, birokrasi, dan praktisi adalah kunci untuk membangun perekonomian yang tidak hanya selaras dengan nilai-nilai Islam, tetapi juga mewujudkan keadilan yang nyata, bukan sekadar konsep, serta menciptakan kemakmuran yang dapat dirasakan oleh semua,” tegas Menkeu.

Lebih lanjut, Menkeu menekankan bahwa ekonomi syariah memiliki cakupan yang luas, melampaui sekadar aspek halal dan haram. Ekonomi syariah juga mencakup prinsip-prinsip tata kelola yang berlandaskan nilai-nilai luhur seperti amanah, integritas, fatonah, dan siddiq.

Nilai-nilai ini, kata dia, menjadi fondasi krusial dalam membangun sistem ekonomi yang membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Esensi rahmatan lil alamin dalam ekonomi syariah mendorong manfaat yang luas bagi masyarakat dan menjadi inspirasi untuk membangun tata kelola yang baik,” jelas Menkeu.

Dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Jumat (16/5/2025), Menkeu dikesempatan itu juga mengapresiasi kiprah IAEI selama dua dasawarsa yang telah memadukan kontribusi akademik dengan kebijakan publik. Konvensi Nasional Ekonomi Islam pada tahun 2004 melahirkan cita-cita untuk menghadirkan sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Sejak saat itu, masih diterangkan Menkeu, momentum lahirnya Ikatan Ahli Ekonomi Islam sebagai organisasi kumpulan intelektual untuk mengembangkan keilmuan di bidang ekonomi dan keuangan Islam terus berkembang.

Ia menambahkan, tak hanya bicara tentang akademik, tapi juga memberikan input kebijakan kepada pemerintah melalui berbagai riset dan kajian yang berbasis nilai Islam. 

“Saya ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para pendiri IAEI, para senior, serta seluruh jajaran pengurus, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang telah mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membangun dan mengembangkan IAEI, serta memikirkan bagaimana value Islam bisa menjadi sumber inspirasi tidak terputus,” pungkasnya
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *