JAKARTA – Pada sistem pembiayaan, pembayaran melalui digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) kian menunjukkan dominasinya sebagai alat transaksi pilihan di Indonesia, bahkan telah merambah pasar internasional.
Hal ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, khususnya generasi muda. Kebanggaan ini tak hanya dirasakan pemerintah dan Bank Indonesia sebagai penggagas.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fauzi Amro, menilai QRIS adalah salah satu produk sistem pembayaran yang patut dibanggakan. Dengan hampir 70 juta pengguna di kawasan Asia Tenggara, QRIS bahkan menarik minat kerja sama dari India dan beberapa negara lainnya.
QRIS, Fauzi menjelaskan, telah menjadi gaya hidup di kalangan anak muda, Gen Z, dan milenial.
“Kadang-kadang mereka nggak bawa cash gitu loh, bawa hanya handphone, anak-anak Gen Z itu luar biasa,” ujar Fauzi, dikutip dari laman dpr.go.id, Kamis (29/5/2025).
Namu, Fauzi mengakui, minat masyarakat terhadap QRIS memang sangat tinggi. Sebab, kata dia, efektivitas, efisiensi, dan keterjangkauannya yang telah mencapai pelosok desa dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). QRIS juga dinilai sebagai alat sistem pembayaran yang menjadi kedaulatan bagi warga dan bangsa Indonesia.
“Qris itu alat sistem pembayaran yang menjadi kedaulatan bagi warga dan bangsa Indonesia, kebanggan kita,” tegasnya.
Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada 2019, QRIS terus mengalami bertumbuhan. Hingga Maret 2025, sebanyak 38,10 juta merchant telah menggunakan QRIS dengan pengguna sebanyak 56,28 juta dan volume transaksi sebanyak 2,62 miliar.
Aktivitas pembayaran QRIS antarnegara menunjukkan trend meningkat dan akan terus diperluas ke negara lain sejalan dengan penggunaan local currency transaction.