JAKARTA – Sebagai langkah mendorong penyaluran kredit dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengajak perbankan untuk menurunkan suku bunga, khususnya suku bunga kredit.
Ajak tersebut disampaikan Perry dalam konferensi pers, Rabu (21/5/2025). Perry menegaskan bahwa bank memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung langkah ini.
“Mari kita turunkan suku bunga, khususnya suku bunga kredit. Mari kita salurkan likuiditas untuk mendorong kredit dan bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi,” ajak Perry.
Perry menjelaskan, BI tidak hanya menurunkan suku bunga acuan, tetapi juga melonggarkan likuiditas perbankan. Pelonggaran ini dilakukan melalui penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 basis poin (bps), dari 5% menjadi 4% untuk Bank Umum Konvensional (BUK), dengan fleksibilitas repo 4%. Untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah (BUS/UUS), rasio PLM syariah diturunkan dari 3,5% menjadi 2,5%, dengan fleksibilitas repo 2,5%.
Selain itu, BI meningkatkan Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) dari maksimum 30% menjadi 35% dari modal bank. Kebijakan ini bertujuan memperkuat sumber pendanaan bank melalui penambahan RPLN sebesar 5% sebagai parameter kontrasiklikal.
“Agar perbankan yang memenuhi prinsip kehati-hatian dapat memperluas pendanaan tidak hanya dari dana pihak ketiga tapi juga luar negeri. Di samping kebijakan insentif likuiditas yang kami tingkatkan mencapai lebih dari Rp300 triliun untuk mendorong sektor-sektor prioritas,” jelasnya.
BI berharap langkah-langkah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, didukung oleh perkiraan inflasi yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5% $ \pm $ 1%, serta stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya.
“Mari kita tumbuhkan optimisme dengan tetap waspada dinamika global. Yang perlu kita lakukan yakin bersama, kita bisa memajukan ekonomi Indonesia,” pungkas Perry.