Genjot Dana Pihak Ketiga, Strategi BPR Indramayu Jabar Minimalkan Kerugian

INDRAMAYU – BPR Indramayu Jabar atau BIMJ mengalami kerugian pada Tahun 2024. Namun kerugian tersebut mengalami penurunan significan karena upaya berbagai strategi yang dilakukan BIMJ.

Pada tutup buku 2024, Direktur Utama BIMJ Teddy Prayoga melaporkan, BPR yang berkantor di Kabupaten Indramayu itu masih mencatatkan kerugian, meskipun tren kinerja menunjukkan arah positif.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga pemilik saham BIMJ dan BJB, selain Pemprov Jawa Barat.

 “Bisa dilihat dari penurunan signifikan jumlah kerugian. Dari Rp 5,7 miliar pada September 2024 menjadi Rp 1,6 miliar pada Desember 2024,” jelasnya, Rabu (21/5).

Capaian tersebut, lanjut Teddy, hasil dari sejumlah langkah strategis yang telah ditempuh. Ia mencontohkan, misalnya penguatan tata kelola bisnis, optimalisasi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta penanganan kredit bermasalah secara lebih terstruktur dan intensif.

“Memang tantangan utama kami adalah pemulihan portofolio kredit pasca pandemi. Lalu peningkatan efisiensi operasional, serta penguatan kepercayaan publik terhadap institusi,” cetusnya.

Teddy menjelaskan, peningkatan DPK akan menjadi focus upaya BIMJ tahun ini. Upaya itu dilakukan  melalui pengembangan produk – produk simpanan yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat setempat.

“Dana yang terhimpun akan disalurkan dalam bentuk kredit yang berkualitas dengan prinsip kehati-hatian,” ungkap Teddy.

“Itu seperti penerapan agunan berupa aset tetap yang memiliki nilai pasar sebagai bentuk mitigasi risiko kredit,” imbuhnya.

Tak hanya itu, ia melanjutkan, BIMJ, juga akan terus bergerak untuk meningkatkan kinerja. Caranya dengan mengembangkan produk-produk unggulan yang adaptif terhadap kebutuhan pasar. Itu pada sisi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.

“Kami berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang kompetitif, inovatif dan berorientasi pada kepuasan nasabah dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan usaha,” katanya.

Pada Triwulan I 2025 ini, kata Teddy, BIMJ juga telah menunjukkan tren yang menggembirakan. Indikatornya bisa dilihat dari pertumbuhan portofolio kredit, peningkatan DPK, penurunan rasio kredit bermasalah, serta pencapaian laba yang positif. Berbagai perbaikan itu juga berdampak pada meningkatnya Tingkat Kesehatan Bank (TKB) secara keseluruhan.

BIMJ sendiri juga punya komitmen dalam peran pembangunan daerah. BIMJ terus menjalin sinergi yang kuat dengan para pemegang saham. Yakni Pemprov Jabar, Pemkab Indramayu dan BANK BJB. Peran itu diwujudkan dalam beberapa program literasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Kami juga aktif menyalurkan pembiayaan mikro kepada UMKM. Itu dari sektor perdagangan, pertanian maupun perikanan,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *