Target Pertumbuhan Laba BTN di 2024 Sebesar Dua Digit

SEPUTARBANK, JAKARTA – Pertumbuhan laba sebesar 12-14% menjadi target dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) ditahun 2024 setelah sukses menutup tahun 2023 dengan pertumbuhan laba diperkiraan sebesar 8-10% secara tahunan dari laba 2022.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, perkiraan pertumbuhan laba tahun 2023 didorong oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 11,88%. Sedangkan aset tumbuh 9,3% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,5%z

“Laba masih lagi dihitung, jadi belum bisa tapi kita expect tunggu 8-10%,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Selain itu, Nixon melanjutkan, rasio kredit bermasalah atau non performing loan atau NPL menurun tajam dengan hitungan sementara masih di bawah 3%. Penyebab membaiknya rasio kredit bermasalah ini yaitu pemulihan pada 2023 yang sangat baik.

“Turunnya cukup tajam karena recovery tahun 2023 tuh bagus banget recovery NPL. Kita dari recovery aja fee based kita mungkin dapat 700-Rp 800 miliar,” pungkasnya.

Sebagai informasi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN mencetak laba Rp 2,31 triliun, naik 1,67% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023. Berdasarkan laporan perusahaan, laba tersebut didorong oleh pendapatan berbasis komisi yang naik 67,32% yoy menjadi Rp 2,36 triliun.

Sementara itu pendapatan bunga perusahaan tumbuh lebih kecil dibandingkan dengan beban bunga, sehingga membuat pendapatan bunga bersih BBTN mengalami kontraksi 12,16% yoy.

Lebih rinci, pendapatan bunga bersih BTN sebesar Rp 20,83 triliun, naik 9,78% yoy. Pada periode yang sama, beban bunga membengkak 43,87% yoy menjadi Rp 10,69 triliun.

Pada periode yang sama BTN mencatat total aset tumbuh 5,24% yoy menjadi Rp 409,67 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit yang naik 9,87% yoy menjadi Rp 318,3 triliun.

Sebagian besar atau 87,16% kredit dan pembiayaan BTN disalurkan untuk sektor properti. Sebanyak 49,55% atau Rp 157,72 triliun merupakan KPR subsidi dan 29,19% atau Rp 92,89 triliun adalah KPR non-subsidi.

(Rep: Ilman, sumber CNBC Indonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *