JAKARTA – Penyeluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat kian hari. Hingga 16 Juni 2025 lalu, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mencatat realisasi penyaluran KUR mencapai Rp118,8 triliun, atau 39,3 persen dari target Rp300 triliun untuk tahun ini.
Hal ini disampaikan kata Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Adha Damanik dalam diskusi “Double Check” di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Riza mengungkapkan, dari jumlah KUR yang telah tersalurkan tersebut, sebesar 59,9 persen di antaranya atau Rp71,1 triliun disalurkan kepada sektor produksi.
“Per Juni ini sudah tersalurkan Rp118 triliun kepada 2 juta UMKM. Dan Alhamdulillah sudah 59,9 persen (Rp71,1 triliun) digunakan untuk sektor produksi,” kata Riza. Dikutip dari ANTARA, Senin (23/6/2025).
Penyaluran KUR tahun ini, lanjut Riza, tidak hanya mengenai peningkatan kuantitas melainkan juga peningkatan kualitas.
Untuk itu, kata dia, beberapa indikator untuk mencapai peningkatan kualitas ditetapkan pemerintah, salah satunya 60 persen dari KUR harus digunakan untuk sektor produksi.
“Kalau sebelumnya KUR itu sebagian besar diserap ke sektor perdagangan, maka mulai tahun ini kita ingin capai 60 persen dari alokasi Rp300 triliun yang menyasar kepada sektor produksi,” kata dia.
Hal ini, lanjutnya, dapat mendukung penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas, dengan membidik penyaluran KUR lebih banyak kepada sektor produksi. Sehingga lapangan pekerjaan semakin terbuka dan tidak hanya mengandalkan sektor industri.
“Kita ingin memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi kepada ekonomi UMKM kita. Tidak sekadar jadi reseller, tapi bisa produksi barang dan jual barang dengan nilai yang lebih baik,” ujar dia.
Riza juga menjelaskan, bahwa pemerintah juga menargetkan debitur baru sebanyak 2,4 juta UMKM pada tahun ini, sehingga penerima KUR semakin luas, sebagai langkah meningkatkan kualitas KUR. Disamping menargetkan sebanyak 1,1 juta debitur graduasi.
Riza mengatakan, KUR terindikasi semakin inklusif, tercatat proporsi penyalurannya hingga Juni 2025 didominasi oleh perempuan pelaku usaha sebesar 51,07 persen. Sedangkan, laki-laki sebesar 48,7 persen.
“Saya kira ini juga mengindikasikan bahwa KUR itu semakin inklusif, serta semakin menyasar kepada sektor-sektor strategis dan subjek-subjek yang strategis dalam hal ini perempuan,” kata Riza.
Menurut dia, transformasi UMKM dari sektor informal ke sektor formal menjadi salah satu perhatian pemerintah. Untuk mencapai ini, kata dia, pemerintah memberikan berbagai kemudahan untuk UMKM untuk mengakses layanan mulai dari legalisasi hingga sertifikasi.
Riza menambahkan, sSejak 2021 hingga 9 Juni 2025, UMKM yang telah mendapatkan nomor induk berusaha (NIB) tercatat sebanyak 12,77 juta UMKM. Sementara itu, penerbitan sertifikat halal secara akumulasi (2019 hingga 29 Mei 2025) sudah menjangkau 6,39 juta UMKM. Sedangkan pengusaha yang mendapatkan sertifikat SNI sebanyak 976.729 UMKM.