KOTA BANDUNG – Dalam upaya memperkuat perlindungan masyarakat Kota Bandung dari jeratan praktik rentenir atau ‘bank emok’, Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah langkah konkret dengan membentuk perwakilan Satuan Tugas (Satgas) Anti Rentenir.
Satgas yang nantinya akan melindungi warga Kota Bandung dari bank emok ini dibentuk di setiap kecamatan.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengungkapkan hal ini usai menerima audiensi Satgas Anti Rentenir Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Rabu (4/6/2025).
Erwin menjelaskan, wacana ini akan segera dibahas dengan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
“Saya akan bicarakan dengan Pak Wali agar di tiap kecamatan ada perwakilan Satgas Anti Rentenir. Ini penting supaya masyarakat merasa tenang dan terlindungi,” ujar Erwin
Kehadiran Satgas ini, lanjut Erwin, akan membantu mengawasi praktik-praktik pinjaman yang merugikan dan menyosialisasikan solusi yang lebih aman bagi warga.
Erwin menjelaskan, Satgas Anti Rentenir ini nantinya aktif mendatangi RW untuk memantau langsung permasalahan di lapangan. Jadi tidak hanya mengedukasi masyarakat yang mudah tergiur oleh pinjaman yang mudah pencairannya, tapi bunga sangat tinggi.
“Banyak warga yang tergiur karena proses pinjamannya mudah, tapi tidak sadar kalau bunganya sangat tinggi. Ini yang kita waspadai,” tegasnya.
Selain pengawasan, Satgas juga akan berkolaborasi dengan berbagai program pemberdayaan sesuai dengan visi misi Bandung Utama. Program-program tersebut meliputi UMKM Center, pusat kuliner, dan inkubasi bisnis yang akan hadir di 30 kecamatan. “Ini bisa kita kolaborasikan dengan program yang kita rencanakan ini berjalan,” kata Erwin.
Ketua Harian Satgas Anti Rentenir Kota Bandung Saji Sonjaya mengatakan hingga saat ini sudah ada 14 kecamatan yang menjalankan program Kampung Bersih Rentenir.
“Kita sudah mulai dari Sukajadi dan Ujungberung sebagai proyek percontohan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dalam satu tahun, Satgas Anti Rentenir menerima sekitar 500 laporan dari warga yang terjerat renternir.
“Dalam 1 tahun itu 500 laporan yang datang by name by address. Kita saring lagi itu apakah pinjam ke rentenir atau bukan?” tuturnya.
Terkait peningkatan SDM per wilayah, Saji mengaku sangat siap agar koordinasi setiap kecamatan lebih masif.
“Kita effort-nya tinggi. Seorang anggota satgas, satu minggu menangani dua orang korban. Kita bagi per wilayah. Maka dengan adanya satgas per kecamatan lebih efektif,” ungkapnya.