JAKARTA – Penjualan eceran selama bulan April 2025, mengalami kontraksi atau penurunan. Bank Indonesia (BI) merilis, Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 231,1, menunjukkan penurunan sebesar 2,2 persen secara year-on-year (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya di Jakarta pada hari Rabu, 14 Mei 2025, menyampaikan, pertumbuhan IPR secara keseluruhan masih didukung oleh kinerja positif pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Subkelompok Sandang.
Namun demikian, penjualan pada kelompok lainnya diproyeksikan mengalami penurunan, dengan kontributor utama meliputi Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.
“Penjualan kelompok lainnya, diprakirakan menurun, terutama Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan Makanan, Minuman, dan Tembakau,” papar Denny.
Lebih lanjut, dijelaskan Denny, secara month-to-month (mtm), IPR juga mengalami kontraksi sebesar 6,9 persen.
Penurunan ini, menurut BI, merupakan dampak dari normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Masih dijelaskan Denny, pada Maret 2025, IPR tercatat sebesar 248,3 atau tumbuh 5,5 persen (yoy). Angka ini meningkat dibanding Februari 2025 yang hanya tumbuh 2,0 persen (yoy). MEnurut dia, kenaikan IPR Maret didorong oleh permintaan pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau; Barang Budaya dan Rekreasi; serta Subkelompok Sandang.
Secara bulanan, IPR Maret tumbuh signifikan sebesar 13,6 persen (mtm), jauh lebih tinggi dari Februari yang hanya naik 3,3 persen. Kenaikan itu dipicu oleh permintaan tinggi saat Ramadan dan HBKN, serta strategi diskon dari pelaku ritel.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan mendatang, kata Denny, diprakirakan menurun.
“Indeks Ekspektasi Harga Umum untuk Juni dan September 2025, masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1, lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang masing-masing berada di level 148,3 dan 155,5,” tutupnya