JAKARTA – Sinyal pelemahan konsumsi semakin menguat di sektor perbankan. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan kredit konsumsi melandai menjadi 9,5% YoY pada Maret 2025, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,2%.
Perlambatan ini merata di seluruh segmen kredit konsumsi, dengan KPR, KKB, dan kredit multiguna mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan Februari 2025.
Pada Kredit Pemilikian Rumah atau KPR, Analisis Uang Beredar BI menyebutkan, laju pertumbuhan KPR terpantau melambat dari 10,7% YoY menjadi 8,9% pada Maret 2025, dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp806,2 triliun.
Sedangkan Kredit Kendaraan Berotor atau KKB, pertumbuhan juga melambat dari 6,1% YoY pada Februari 2025 menjadi 5,9% YoY pada bulan ketiga tahun ini, dengan total kredit sebesar Rp144,8 triliun.
Sementara itu, kredit multiguna tercatat tumbuh 9,7% YoY pada Maret 2025, lebih rendah dari pertumbuhan 10,3% YoY pada bulan sebelumnya. Total kredit multiguna yang disalurkan mencapai Rp1.284,7 triliun.
Salah satu bank swasta besar, yakni BCA, berpendapat pendapatan rumah tangga yang hubungannya erat dengan kondisi ekonomi, mempengaruhi penyaluran kredit consumer.
Dilansir dari media Bisnis, Kamis (8/5/2025), EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut bahwa pihaknya turut mencermati perkembangan ekonomi dan pola konsumsi masyarakat guna memastikan pertumbuhan kredit secara berkelanjutan.
“Kredit konsumer BCA naik 11,3% YoY menjadi Rp225,7 triliun per Maret 2025, ditopang KPR yang tumbuh 10,5% YoY hingga Rp135,3 triliun dan kredit kendaraan bermotor yang naik 12,3% YoY menjadi Rp67,1 triliun,” kata Hera, Rabu (7/5/2025).
Hera menjelaskan, BCA juga mencatat outstanding pinjaman konsumer lainnya yang didominasi oleh kartu kredit, meningkat 13,9% YoY hingga Rp23,3 triliun.
Pihaknya melihat tren kenaikan permintaan kredit konsumer selama momentum Ramadan 1446 Hijriah yang berlangsung pada akhir kuartal I/2025 lalu.
“BCA juga memiliki beragam promo menarik bagi segenap nasabah, untuk mendorong penyaluran pembiayaan konsumer. Hal ini dilakukan untuk menstimulus permintaan kredit dengan pengenaan bunga yang terukur, sehingga keberlanjutan pembiayaan terjaga,” tuturnya.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 13% YoY menjadi Rp144,9 triliun pada kuartal I/2025.
Dalam keterangan resminya, Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengungkapka bahwa segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua dalam portofolio kredit BNI setelah segmen korporasi, dengan komposisi mencapai 18,9% dari total pembiayaan.
“Pertumbuhan tertinggi berasal dari personal loan yang meningkat 13,7% dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 12,5% secara tahunan,” sebutnya.