JAKARTA – Peresmian Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang diluncurkan Presiden Prabowo, menarik perhatian serius dari perbankan nasional. Khususnya bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Di tengah fluktuasi kinerja keuangan bank pelat merah, program koperasi ini disambut dengan berbagai inisiatif strategis, terutama dari pemain besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Namun, tantangan terkait likuiditas menjadi sorotan yang perlu diperhatikan secara cermat.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, melihat Koperasi Merah Putih sebagai program strategis yang selaras dengan semangat ekonomi kerakyatan. Ia menekankan pentingnya pengelolaan koperasi yang profesional dan tata kelola yang baik agar program ini berjalan berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi bank-bank mitra.
“Harapannya adalah pengelolaan koperasi ini dapat dilakukan secara profesional dan menerapkan tata kelola yang baik sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujar Trioksa dikutup dari media Bisnis, Selasa (22/7/2025).
Meski demikian, Trioksa juga menegaskan bahwa dari sisi likuiditas, perbankan BUMN perlu melakukan kajian ulang. Hal ini penting untuk memastikan dukungan terhadap koperasi tidak mengganggu stabilitas keuangan internal bank itu sendiri.
Program Koperasi Desa Merah Putih telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Klaten pada hari ini, Senin (21/7/2025). Peresmian ini menjadi perhatian bagi perbankan nasional, khususnya bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Di tengah fluktuasi kinerja keuangan bank pelat merah, program koperasi ini disambut dengan berbagai inisiatif strategis seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Namun, tantangan likuiditas dinilai perlu diperhatikan secara hati-hati.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai bahwa keberadaan Koperasi Merah Putih merupakan program strategis yang selaras dengan semangat ekonomi kerakyatan.
Dia menekankan pentingnya pengelolaan koperasi yang profesional dan tata kelola yang baik agar program ini dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi bank-bank yang menjadi mitra pendukung.
“Harapannya adalah pengelolaan koperasi ini dapat dilakukan secara profesional dan menerapkan tata kelola yang baik sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujar Trioksa kepada Bisnis.
Namun, dia menegaskan bahwa dari sisi likuiditas, perlu ada kajian ulang dari perbankan BUMN agar dukungan terhadap koperasi tidak mengganggu stabilitas keuangan internal bank itu sendiri.