Gagal Bayar Miliaran Rupiah Pukul Akseleran, OJK Turun Tangan

JAKARTA – Pinjaman senilai miliaran rupiah yang mandek tak terbayar, telah memicu tekanan serius, dan menjadi cobaan berat bagi Platform fintech peer-to-peer lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran).

Kondisi ini menarik perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan mendorong regulator ini untuk mengambil langkah ketat. OJK tak tinggal diam dan langsung turun tangan, memantau secara intensif langkah-langkah pemulihan yang dilakukan Akseleran, termasuk perbaikan menyeluruh pada model bisnisnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Keuangan Non-Bank OJK, Agusman, menegaskan bahwa pengawasan ini meliputi perbaikan di sektor operasional, infrastruktur, dan model bisnis Akseleran. Ini semua dilakukan sesuai dengan komitmen dan linimasa yang telah disepakati.

“Tindak lanjutnya mencakup perbaikan terhadap operasional, infrastruktur, dan model bisnis Akseleran sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Agusman dalam dokumen resmi OJK pada Selasa, 16 Juli 2025, seperti dikutip dari Kontan.

Tak hanya Akseleran, OJK juga memperketat pengawasan terhadap penyelenggara fintech lending lain yang menghadapi masalah serupa, termasuk PT Lunaria Annua Teknologi (KoinP2P).

Gagal Bayar Massal Akseleran: Ketika Enam Peminjam Serentak Mangkir

Badai gagal bayar yang menimpa Akseleran mulai terasa sejak Maret 2025. Kala itu, enam borrower (peminjam) secara bersamaan tidak mampu mengembalikan pinjaman mereka. Kondisi ini sontak memicu gangguan serius pada kelancaran pembayaran kepada para lender (pemberi pinjaman) Akseleran.

Ivan Nikolas Tambunan, Komisaris Utama sekaligus Group CEO Akseleran, mengakui bahwa kejadian serentak ini menjadi pemicu utama permasalahan. “Kami berupaya melakukan penagihan dan mencari calon investor,” kata Ivan pada Senin, 23 Juni 2025, juga dikutip dari Kontan.

Untuk mengatasi krisis ini, Akseleran mengandalkan dua langkah penyelamatan utama: memaksimalkan proses penagihan piutang dan menjajaki kerja sama dengan investor baru. Namun, hingga kini, kepastian mengenai komitmen investasi baru masih menjadi tanda tanya besar.

“Sampai sekarang, yang jelas belum ada yang konkret. Kami masih berupaya,” pungkas Ivan, menunjukkan perjuangan yang masih terus berlanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *