Diduga untuk Kebutuhan Gaya Hidup, Mantan AVM Bjb Cabang Soreang Bandung Tilep 2,1 Miliar

BANDUNG – Bjb, bank milik daerah Provinsi Jawa Barat, kembali tercoreng akibat adanya dugaan korupsi penggelapan dana.

Kali ini, korupsi dilakukan di Bank BJB Cabang Soreang, Kabupaten Bandung.

Mantan Asisten Vice Manager (AVM) Bank BJB Cabang Soreang, IS, diduga telah mencuri uang nasabah sebesar Rp 2,1 miliar. Dana fantastis tersebut diduga kuat digunakannya untuk memenuhi gaya hidup dan kebutuhan pribadi.

Kasus ini mencuat setelah pihak Bank BJB melakukan audit internal dan menemukan kejanggalan dalam sejumlah transaksi. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa IS, yang saat itu menjabat sebagai AVM, telah memanipulasi data dan dokumen untuk menarik dana dari rekening nasabah tanpa sepengetahuan mereka.

Modus operandi yang digunakan IS cukup rapi, sehingga aksi pencurian ini baru terungkap setelah berjalan beberapa waktu kemudian.

Dalam keterangannya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara mengungkapkan, uang tersebut digunakan pelaku untuk membeli kendaraan, membeli tanah, dan membayar material untuk membangun rumah di wilayah Bogor.

“Sejauh yang kami lakukan pemeriksaan, motif ini sendiri mungkin terkait ekonomi karena pelaku ingin membangun rumah di wilayah Bogor,” katanya ditemui di Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Minggu (13/7/2025).

Luthfi pun membeberkan, pelaku melakukan aksi sejak awal Juni 2025, namun baru dilaporkan pada 1 Juli 2025.

Luthfi menjelaskan, pelaku berhasil dibekuk, dan dilakukan penahan sejak 3 Juli 2025.

Menurut Luthfi, pelaku adalah teknisi IT, yang memiliki akses untuk masuk ke setiap ruangan, termasuk lokasi penyimpanan uang.

“Betul, jadi ruangan yang menyimpan kas besar itu hanya beberapa orang saja yang memiliki akses untuk dapat masuk ke dalam. Jadi pelaku ini sebagai teknisi IT yang mana memiliki akses ke sejumlah ruangan yang ada di pihak Bank BJB,” terangnya.

Luthfi menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman guna memastikan apakah pelaku bekerja sendiri atau tidak.

“Hasil pendalaman kami, untuk saat ini baru satu pelaku yang melakukan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *