JAKARTA — Perbankan masih didera lambatnya pertumbuhan, baik kredit maupun dana pihak ketiga. Terhitung hingga Mei 2025, dana pihak ketiga atau DPK perbankan melemah.
Catatan Bank Indonesia (BI), simpanan nasabah di perbankan hanya naik 3,9% secara tahunan (YoY), menjadi Rp8.756,5 triliun hingga bulan kelima tahun ini. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada April 2025 yang sebesar 4,4% YoY.
Laju pertumbuhan dana murah, yang terdiri dari giro dan Tabungan juga tampak menurun. Data ini berdasarkan analisis uang beredar. Sementara Giro tumbuh 4,1% YoY menjadi Rp2.676,4 triliun hingga bulan kelima tahun ini, sedangkan tabungan meningkat 5,6% YoY menjadi Rp2.875,8 triliun.
BI menilai, berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa laju pertumbuhan melambat dari periode April 2025. Giro tumbuh 4,9% YoY, sedangkan tabungan tumbuh 6,3% YoY.
Selain itu, BI juga mencatat, pelambatan deposito atau yang identik dengan dana mahal justru lebih tertahan. Simpanan berjangka tumbuh 2,2% YoY menjadi Rp3.204,2 triliun per Mei 2025, terpaut tipis dibandingkan pertumbuhan 2,3% pada bulan sebelumnya.
Dana murah, menjadi penting bagi sejumlah bank, sebagai komponen dalam menjaga pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan. Untuk itu bank menjalankan sejumlah strategi.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) misalnya.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan, untuk menjaga tingkat profitabilitas ke depan, yang tecermin dalam margin bunga bersih (NIM), maka BNI melakukan strategi optimalisasi dana murah menjadi bagian dari upaya perseroan.
Strategi itu, kata Okki, juga mencakup peningkatan efisiensi biaya dana (cost of fund) serta mendorong pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem dan digitalisasi.
Dalam keterangannya, Okki menyebut, dengan kombinasi strategi efisiensi, digitalisasi, dan fokus pada dana murah, BNI berharap NIM dapat terjaga hingga akhir tahun.
“Langkah ini sekaligus mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi tantangan industri dan memperkuat fondasi pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan,” kata Okki beberapa waktu lalu.
RTak hanya itu, Okki menambahkan, BNI juga berupaya meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan penerapan bunga yang kompetitif dan menjaga kualitas aset.
“Dengan demikian, keuntungan dari penyaluran kredit diharapkan dapat tetap optimal,” pungkasnya.