Dua Ritel Besar di Indonesia Bakal Tutup, Ini Kata Hippindo

JAKARTA – Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menanggapi kabar tentang ritel-ritel besar di dalam negeri yang bakal tutup, diantaranya GS Supermarket dan Lulu Hypermarket.  

Tutupnya dua ritel besar ini menambah daftar panjang gerai ritel modern yang berguguran.

GS Supermarket, jaringan ritel modern asal Korea Selatan, disebut akan menutup seluruh cabangnya di Indonesia pada 31 Mei 2025. GS Supermarket juga disebut akan berganti investor.

Dikutup dari media Bisnis, terkait investor baru yang akan mengambil alih GS Supermarket tersebut, Ketua Hippindo, Budiharjo Iduansjah mengatakan, berasal dari investor dalam negeri.

 “[Investor] dalam negeri lah. Tunggu tanggal 1 Juni lah [akan diumumkan], saya nggak enak. Perusahaan ini mungkin Tbk juga sih kayaknya yang ambil. Perusahaan Tbk itu yang IPO [Initial Public Offering],” kata Budihardjo saat ditemui di Puncak Harkonas 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (18/5/2025). 

Nantinya, menurut Budiharjo, investor baru GS Supermarket akan mengganti merek dagang, tapi tetap menjual produk yang sama. Dia juga menyebut saat ini para pemasok (supplier) juga sudah melakukan serah terima untuk pengganti GS Supermarket

Nasib karyawan GS Supermarket, menurut dia, ada beberapa yang dipastikan akan dipekerjakan kembali oleh investor baru. 

“Tapi saya yakin lah 80% [karyawan] diterima kalau sudah di situ pasti dilanjutkan lagi,” tuturnya.

Sementara untuk posisi-posisi ter-PHK yang tak bisa diserap dengan baik oleh jaringan retail lain setelah penutupan gerai biasanya yang tidak berhadapan langsung dengan pelanggan alias back office.

“Tapi kalau yang biasanya kami tidak lanjutkan kontraknya adalah yang memang lebih cocoknya mungkin di industri yang back office. Artinya dia nggak berada depan orang,” terangnya.

Meski begitu, Budihardjo sendiri belum bisa memberikan angka pasti terkait jumlah penutupan gerai hingga PHK di sektor retail yang sudah terjadi di Indonesia sekarang ini. Sebab sampai saat ini pihaknya masih melakukan proses pendataan.

“Kami lagi melakukan pendataan. Sejak pleno kemarin, bulan lalu, kami melakukan pendataan banyaknya toko buka, banyaknya toko tutup, banyaknya tenaga kerja. Nah ini data lagi dikerjakan oleh direktur eksekutif kami. Deadline-nya sih Juni ya. Itu saya juga mau tahu gitu,” ujar Budiharjo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *