SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengajak semua stakeholder agar mendongkrak investasi di wilayahnya. Sebab, sebanyak 85 persen pembangunan daerah masih bersandar pada investasi, sementara yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hanya 15 persen.
“Kalau perlu (investasi) pabrik biting pun di Jateng dilayani, karena 85 persen pembangunan daerah dari investasi,” ujar Luthfi, saat membuka Rapat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng, dalam rangka Capacity Building & Business Matching, di Hotel PO Semarang, Senin (14/4/2025).
Untuk memaksimalkan akselerasi investasi, Luthfi menekankan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, agar terus meningkatkan layanan bagi masuknya investor. Pihaknya mengajak para pemangku kepentingan di wilayah, seluruh kepala daerah di Jateng, OPD, dan elemen terkait, untuk menyamakan persepsi.
“Ini kita brainstorming, supaya investasi di wilayah kita berkembang,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan pentingnya investasi sebagai motor utama pembangunan daerah di Jawa Tengah. Untuk itu, Gubernur mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi dalam mendongkrak investasi, mengingat kontribusinya mencapai 85 persen, jauh melampaui APBD yang hanya 15 persen.
Hal ini disampaikan Gubernur saat membuka rapat kolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng dalam agenda Capacity Building & Business Matching di Hotel PO Semarang, Senin (14/4/2025).
“Bahkan investasi sekecil apapun, seperti pabrik biting, harus kita layani dengan baik di Jawa Tengah, karena 85 persen kemajuan daerah kita ditopang oleh investasi,” kata Luthfi.
Guna mengoptimalkan akselerasi investasi, Gubernur Luthfi meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada calon investor. Seluruh pemangku kepentingan di Jawa Tengah, termasuk para kepala daerah, OPD, dan elemen terkait, diharapkan memiliki pemahaman yang sama.
“Melalui brainstorming ini, kita harapkan dapat memicu pertumbuhan investasi yang signifikan di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Setiap kepala daerah, lanjut dia, punya peran untuk saling bekerja sama dalam mengawal masuknya investasi.
Mantan Kapolda Jateng ini mencontohkan, misalnya, kerja sama antarwilayah di sejumlah eks karesidenan di Jateng, atau pengembangan dengan sistem wilayah, seperti antara Blora-Rembang, dan lainnya.
Selain itu, agar urusan penanaman investasi di Jateng lancer, Luthfi juga meminta agar dilakukan percepatan perizinan dan pemangkasan birokrasi.
Menurut dia, persediaan tenaga kerja di Jateng tidak kurang. Tercatat, pada 2024, serapan tenaga kerja di Jawa Tengah mencapai 400 ribu orang. Angka itu muncul dari realisasi investasi di Jawa Tengah pada 2024, yang mencapai Rp88,4 triliun, dengan 65.815 proyek.
Ke depan, pihaknya akan menggenjot pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan-pelatihan lain, agar keterampilan dan kemampuan calon tenaga kerja, lebih adaptif pada bidang-bidang kebutuhan industri yang lebih terkini.
Luthfi menambahkan, pihaknya juga terus melakukan pembangunan infrastruktur, agar Jawa Tengah ramah investasi. Pihaknya akan mendorong revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, guna menunjang kapasitas yang lebih besar. Ia juga mengusahakan agar Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani kembali berstatus internasional.
Sementara itu, Kepala KPwBI Jateng, Rahmat Dwisaputra, menekankan, Forum Koordinasi antara Pemprov Jateng dan BI, dimaksudkan untuk merancang strategi investasi ke depan.
“Dalam tiga tahun terakhir, fokus industri pertanian dan sirkular ekonomi. Ini cocok, karena Jateng sebagai wilayah lumbung pangan,” katanya.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut menghadirkan kepala daerah se-Jateng atau perwakilannya, OPD terkait di lingkup Provinsi Jateng, dan Konsulat Jenderal Australia.