Melambat! BI Catat Pertumbuhan Kredit Perbankan Hanya 7,36% hingga Oktober 2025

JAKARTA— Data Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga Oktober 2025 pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 7,36% secara tahunan.

Catatan bank central di Indonesia ini menunjukkan kinerja perbankan nasional sepanjang tahun ini menunjukkan tanda-tanda melambat. Pasalnya, pertumbuhan 7,26% itu jauh di bawah ekspektasi pertumbuhan dua digit, menandakan target kinerja dan laba industri semakin sulit tercapai.

Kredit Lesu, Hanya Dua Bank Besar yang Unggul

Dari sepuluh bank terbesar di Indonesia, hanya dua yang berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan di atas 10%, menunjukkan bahwa tekanan perlambatan dirasakan merata.

Dua bank itu adalah Bank Mandiri, dengan pertumbuhan pembiayaan (YoY) sebesar 11,08%, tercatat masih sesuai target internal manajemen. Kemudian Bank Syariah Indonesia (BSI), pertumbuhan pembiayaan (YoY) sebesar 13,01%, yang didorong oleh produk berbasis emas dan haji.

Direktur Utama Bank Mandiri, Riduan, menyatakan bahwa angka tersebut masih sejalan dengan perkiraan internal, dengan target pertumbuhan kredit tetap di kisaran 11,5% hingga 12%. Bank Mandiri optimis mempertahankan target pertumbuhan dua digit untuk tahun mendatang.

Tren perlambatan juga terlihat jelas dari sisi profitabilitas bank-bank besar.
Hanya BTN dan Danamon yang mampu membukukan pertumbuhan laba dua digit, masing-masing sebesar 13,73% dan 10,53%.

Sebaliknya, beberapa bank besar justru mengalami penurunan laba sepanjang Januari–Oktober 2025, yakni
Bank Mandiri turun 9,7%, dan BNI merosot 6,35%

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, cukup percaya diri menutup tahun dengan kinerja solid, didorong oleh penguatan produk inti seperti bisnis emas, yang kini menjadi motor utama pertumbuhan BSI. Ia juga meyakini stimulus pemerintah akan mendorong konsumsi, likuiditas, dan akses pembiayaan.

Dari sisi pasar modal, analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, melihat adanya peluang pemulihan saham perbankan melalui momentum window dressing akhir tahun. Saham-saham bank yang tertekan sejak awal 2025 berpotensi menjadi katalis perbaikan kinerja menjelang penutupan tahun.

Pelaku industri perbankan sepakat bahwa tantangan tahun ini tidak ringan. Namun, mereka tetap optimistis bahwa perbaikan kondisi sektor keuangan dan efektivitas kebijakan moneter akan membantu mendorong akselerasi pertumbuhan memasuki tahun depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *