JAKARTA – Akselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk transaksi lintas batas (cross-border) terus didorong. Dalam upaya ini Bank Indonesia (BI) mencatat, turis dari Malaysia saat ini menjadi pengguna QRIS paling masif (inbound) di Indonesia.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Himawan Kusprianto, menjelaskan dominasi ini berasal dari skema inbound. Artinya, warga negara Malaysia kini banyak berbelanja dan bertransaksi di Indonesia menggunakan QRIS.
Himawan menyampaikan hal ini saat memberikan pelatihan wartawan BI di Bukittinggi, Sumatera Barat, akhir pekan kemarin.
“Sekarang yang paling gede Malaysia. Malaysia banyak inbound gitu ya, inbound tuh artinya orang Malaysia banyak belanja di kita,” ujar Himawan
Bandung dan Whoosh Jadi Favorit
Himawan menyoroti beberapa lokasi di Indonesia yang menjadi tujuan favorit turis Malaysia untuk bertransaksi menggunakan QRIS, terutama di Pulau Jawa.
“Paling banyak tuh di Bandung, atau naik Whoosh (Kereta Cepat Jakarta Bandung). Karena kereta cepat di ASEAN baru kita kan ya, naik Whoosh. Itu cukup masif penggunaan di Bandung atau di Tanah Abang,” jelasnya. Ia menyimpulkan, orang Malaysia menjadi pengguna terbanyak transaksi cross-border QRIS saat ini.
Sementara itu, untuk Singapura, Himawan menyebut transaksi QRIS masih relatif berimbang (balance) antara inbound dan outbound. Meskipun demikian, ia mengakui masih terdapat beberapa merchant dan penerbit di Singapura yang belum sepenuhnya mendukung sistem penggunaan QR ini.
Optimisme Pertumbuhan dan Dorongan LCT
Meskipun layanan QRIS cross-border baru berjalan sekitar tiga tahun, BI melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar. Data internal BI menunjukkan bahwa transaksi QRIS cross-border saat ini baru mencapai sekitar 10 persen dari potensi total transaksi yang ada.
Selain memperluas akseptansi, BI juga berupaya agar transaksi cross-border lebih banyak dilakukan berbasis Local Currency Transaction (LCT) atau menggunakan mata uang lokal.
“Basisnya kita harapannya pakai local currency transaction gitu ya, jadi settlement-nya itu enggak perlu ke nilai dolar dulu, jadi langsung bilateral dan terus berkembang,” kata Himawan.
Secara volume, transaksi cross-border inbound (turis asing belanja di Indonesia) saat ini tercatat sekitar USD500 juta, sedangkan outbound (WNI belanja di luar negeri) mencapai USD130 juta.
Himawan optimis volume transaksi ini akan terus tumbuh signifikan, mengikuti perkembangan pesat QRIS domestik sejak awal diluncurkan.






