Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) semakin menunjukkan kontribusinya sebagai bank penyalur utama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Belum lama ini, BTN menyalurkan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melampaui 140.000 unit.
Dengan laju penyaluran yang solid, BTN menunjukkan optimisme tinggi untuk memenuhi target kuota yang ditetapkan pemerintah, yakni 220.000 unit hingga akhir tahun.
Sebelumnya, berdasarkan data perseroan, hingga 30 September 2025, BTN telah menyalurkan 142.749 unit KPR Subsidi FLPP. Angka ini setara dengan 64,89% dari total kuota 220.000 unit dan mencapai nominal Rp17,66 triliun dari kuota nominal Rp26,40 triliun.
Pencapaian ini menempatkan BTN sebagai kontributor signifikan, menyalurkan 40,7% dari total kuota KPR FLPP nasional sebanyak 350.000 unit tahun ini.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa angka tersebut membuktikan peran krusial BTN dalam mewujudkan rumah layak huni dan terjangkau.
“BTN mengemban mandat mulia dari pemerintah: menyediakan rumah layak huni bagi jutaan keluarga Indonesia. Capaian 140.000 unit KPR FLPP yang tersalurkan artinya ada 140.000 keluarga yang kini terbantu memiliki rumah impian dan masa depan yang lebih baik. Peran BTN dalam pemenuhan kebutuhan rumah MBR tidak bisa diremehkan,” ujar Nixon.
Dampak Positif pada Kualitas Hidup dan Keuangan Keluarga
Lebih dari sekadar statistik, kepemilikan rumah subsidi ini membawa dampak positif yang nyata. Kajian Housing Finance Center BTN menunjukkan bahwa KPR Subsidi secara signifikan meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat.
“Para penerima manfaat KPR Subsidi merasakan kepuasan dan kebanggaan memiliki rumah sebagai pencapaian hidup. Mereka kini memiliki aset jangka panjang dan mampu menata keuangan keluarga dengan lebih baik,” terang Nixon.
Menariknya, mayoritas atau sekitar 88,43% penerima KPR Subsidi BTN adalah generasi milenial (usia 29-44 tahun). Fakta ini, menurut Nixon, menggarisbawahi betapa pentingnya dukungan subsidi pemerintah untuk memungkinkan generasi muda Indonesia meningkatkan kualitas hidup melalui kepemilikan aset.
Komitmen Jaga Kelayakan Rumah Subsidi
Komitmen BTN tidak hanya berhenti pada penyaluran dana, tetapi juga aktif mengawal kualitas dan kelayakan hunian. Sebagai wujud kepedulian, BTN menjadi pihak pertama yang menolak tegas wacana pengurangan ukuran rumah subsidi menjadi 18 meter persegi.
“BTN adalah yang pertama menolak ide itu. Rata-rata keluarga Indonesia membutuhkan setidaknya dua kamar tidur. Ukuran 18 meter persegi justru berpotensi menciptakan masalah baru, bahkan bisa memicu terciptanya kawasan kumuh baru. Kita harus pastikan masyarakat betul-betul hidup layak,” tegas Nixon.
Merangkul Sektor Informal Secara Masif
Meskipun saat ini lebih dari 77% debitur KPR Subsidi BTN adalah karyawan swasta, BTN terus memperluas jangkauan layanannya untuk MBR dari kalangan pekerja sektor informal dan berpendapatan tidak tetap, seperti pedagang kecil, tukang cukur, hingga mitra ride-hailing.
Inovasi telah dilakukan BTN, salah satunya berkolaborasi dengan perusahaan aplikasi ride-hailing untuk memfasilitasi KPR bagi mitra driver dengan skema pembayaran angsuran yang mudah, berupa pemotongan pendapatan harian.
“Selama lebih dari 10 tahun terakhir melalui program KPR Subsidi, BTN bisa dikatakan menjadi satu-satunya bank yang mampu menjangkau MBR, termasuk pekerja informal, secara masif. Kami bangga dapat terus berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutup Nixon.