SRAGEN – Sebanyak enam embung desa di wilayah Karangmalang Kabupaten Sragen Jawa Tengah, yang sebelumnya tidak termanfaatkan, kini disulap menjadi sumber penghasilan potensial senilai Rp1,8 miliar.
Transformasi embung desa itu, merupakan inisiatif PT BPR BKK Karangmalang melalui peluncuran program Corporate Social Responsibility (CSR) inovatif, yang berhasil mengubah lahan tidur menjadi lumbung pangan dan ekonomi.
Program CSR yang telah berjalan konsisten selama tiga tahun ini, berfokus pada pengoptimalan bendungan/embung desa dengan menebarkan bibit ikan. Tujuannya bukan hanya peningkatan ekonomi, tetapi juga perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat lokal.
Raji, Direktur BPR BKK Karangmalang, memaparkan perhitungan mengesankan di balik program tersebut. Dengan modal awal yang digunakan untuk menebar 250 ribu bibit ikan, ia memperkirakan potensi hasil panen sebesar 6,25 ton dalam waktu tujuh bulan. Angka ini didapat dari prediksi pertumbuhan bibit, dari 1 gram menjadi 250 gram per ekor.
“Secara hitung-hitungan, 250 ribu bibit itu dalam 7 bulan akan menghasilkan 6 ton seperempat (6,25 ton),” ungkap Raji.
Jika nilai jual ikan diasumsikan mencapai Rp30.000 per kilogram, maka total nilai panen dari 6,25 ton ikan tersebut diperkirakan mencapai Rp1,8 miliar.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, memberikan apresiasi tinggi atas program ini, khususnya menyoroti rasio nilai tambah yang luar biasa. “Dari modal Rp12,5 juta untuk bibit, potensi tumbuh jadi Rp1,8 miliar dalam 6–7 bulan. Luar biasa,” kata Bupati Sigit.
Untuk menjamin keberlanjutan, Bupati berpesan agar masyarakat menyisihkan sebagian hasil panen untuk membeli benih kembali, sehingga embung-embung di Desa Sono, Ngrombo, Majenang, Sambirejo, Waduk Gembong, dan Nangsri dapat mandiri dan terus memberi manfaat bagi warga.






