Aset BPR Syariah Jam Gadang Tembus Rp137 Miliar, 15 Ribu Pelajar jadi Nasabah Tabungan Haji Pelajar

BUKITTINGGI – Menjelang akhir tahun ini, PT BPR Syariah Jam Gadang (Perseroda) Sumatera Barat menunjukkan performa positif. Hal itu terlihat dari aset perusahaaan yang mencapai angka impresif Rp137 miliar.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Feri Irawan, yang menjelaskan bahwa sejalan dengan pertumbuhan aset, kinerja pembiayaan juga menunjukkan hasil yang baik, yakni:

  • Plafond Pembiayaan telah menyentuh Rp128 miliar.
  • Outstanding Pembiayaan tercatat sebesar Rp106 miliar lebih.
  • Target Laba hingga akhir Desember 2025 dipatok sebesar Rp3,2 miliar.

“Secara keseluruhan, kami optimis target aset, laba, pembiayaan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) bisa tercapai sampai Desember 2025 nanti,” tegas Feri.

Pertumbuhan signifikan aset dan laba tahun ini didorong oleh lonjakan jumlah nasabah pelajar, kata Feri, berkat suksesnya Program Tabungan Haji Pelajar. Program inovatif ini merupakan gagasan dari Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias SH.

“Dari sekitar 22 ribu siswa di Kota Bukittinggi, sudah lebih dari 15 ribu pelajar yang menjadi nasabah kami. Mereka berasal dari 83 sekolah, baik SD, SMP, sekolah swasta, maupun madrasah di bawah Kemenag,” terang Feri.

Masih dijelaskan Feri, program ini terinspirasi dari kegiatan pelepasan jemaah haji, dengan tujuan menanamkan niat berangkat haji sejak dini dan mengajarkan menabung secara bertahap. Menurut dia, dengan sekitar 78 persen sekolah di Bukittinggi telah berpartisipasi, makamenunjukkan bahwa antusiasme pelajar sangat tinggi.

“Meskipun rata-rata tabungan hanya Rp1.000 atau Rp2.000 per hari, semangat menabung mereka dinilai luar biasa,” ungkapnya.

Diakuinya bahwa penambahan nasabah BPR Syariah Jam Gadang sejak pertengahan tahun hingga November 2025 telah melampaui 17 ribu rekening baru, mayoritas didorong oleh Tabungan Haji Pelajar.

Meskipun capaian aset dan pembiayaan menunjukkan hasil yang memuaskan, Feri Irawan mengakui bahwa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih menjadi tantangan utama.

Feri menyinggung kondisi ekonomi lokal Bukittinggi yang bertumpu pada tiga pasar utama: Pasar Aur Kuning, Pasar Atas, dan Pasar Bawah.

“Perputaran ekonomi yang menyokong pertumbuhan pembiayaan dan DPK ada di Pasar Bawah karena berkaitan langsung dengan kebutuhan sehari-hari. Sementara di Pasar Aur dan Pasar Atas, transaksi cenderung menurun, membuat pedagang sulit menabung,” jelasnya.

Namun, ia melanjutkan, di tengah tantangan tersebut, BPR Syariah Jam Gadang mendapat dorongan positif dari dinamika harga emas. Karena itu ia optimis target DPK dapat tercapai di akhir tahun.

“Kenaikan harga emas di atas lima juta per emas (2,5 gram) justru memberi dampak positif. Banyak masyarakat menjual emas dan menyimpan uangnya di bank, ini cukup membantu pertumbuhan dana pihak ketiga,” tutup Feri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *