Soft Opening Masjid Indonesia Asahi Chiba, KH Dr. Masrur Anhar Ingatkan Pentingnya Memakmurkan Masjid

CHIBA, JEPANG – Masjid Indonesia Asahi di Chiba, Jepang, merupakan masjid pertama yang didirikan oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) di Jepang.

Masjid yang menjadi aset penting itu kini resmi dibeli atas nama KMII Jepang, berlokasi di bekas pabrik makanan gyoza.

Dalam rangka soft opening dan tasyakuran masjid bersejarah ini, pada hari Ahad, 12 Oktober 2025, KH Dr. Masrur Anhar didapuk untuk menyampaikan tausiyah.

Acara dimulai pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB) hingga selesai.

Kiai yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, ini dalam tausiyahnya menekankan pentingnya memakmurkan dan memanfaatkan masjid secara maksimal.

KH Dr. Masrur Anhar, yang juga dikenal sebagai mantan Ketua Majelis Syuro DPP PBB, memberikan perumpamaan tajam agar jamaah tidak menyia-nyiakan fasilitas ini.

“Jangan sampai kita disindir seperti orang yang membuat kurung batang (keranda untuk jenazah). Setelah selesai dibuat, tidak ada seorang pun yang mau menggunakan lebih dulu,” sindirnya.

Wakil Ketua Dewan Penasihat Dapur Da’i Nusantara (DA’INA) itu juga mengajak umat Islam di Chiba untuk selalu optimis. Ia berharap Masjid Indonesia Asahi ini dapat menjadi pusat berbagai kegiatan dan kebudayaan umat Islam, sekaligus menjadi teladan bagi masjid-masjid di Perfektur Chiba dan Jepang pada umumnya.

Bangga dengan Ajaran Islam

Lebih lanjut, Kiai Masrur Anhar mengajak umat Islam di Chiba untuk berbangga dengan ajaran Islam yang mereka anut.

“Sebab ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an itu isinya sangat luar biasa, mengandung berbagai macam ajaran kebaikan dan juga budaya yang sangat tinggi,” ungkapnya. Ia mencontohkan, Al-Qur’an berbicara mengenai keadilan, kedisiplinan, dan kebersihan.

Namun, Masrur Anhar juga secara jujur mengajak hadirin untuk bercermin dan mengakui bahwa dalam hal kedisiplinan dan kebersihan, umat Islam belum bisa menyamai standar masyarakat Jepang.

“Walaupun hari ini umat Islam belum bisa mewujudkan kedisiplinan, kebersihan secara baik, tetapi kita harus optimis bisa,” tegasnya, seraya memberikan kunci utama.

“Asalkan kita mau serius kembali pada Al-Qur’an,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *