Respon Aksi Korporasi BPR Berkat Artha Melimpah, Perbarindo Ingatkan Khitah Ultra Mikro

JAKARTA – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) merespon aksi korporasi BPR Berkat Artha Melimpah yang pengendaliannya bakal diambil alih oleh Christilia Angelica Widjaja, cucu pendiri Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja.

Christilia akan meningkatkan kepemilikan sahamnya secara signifikan dari 22,75% menjadi 57,86%, resmi mengambil alih kendali utama BPR Berkat Artha Melimpah di Serpong, Tangerang Selatan tersebut. Langkah ini dilakukan dengan mengambil alih porsi saham dari pemegang saham sebelumnya, Budy Setiawan dan Hendrik Suhardiman.

Merespon aksi korporasi besar ini, Ketua Perbarindo, Tedy Alamsyah, menyambut baik setiap langkah strategis yang didasari pertimbangan bisnis dan mitigasi risiko yang matang. Namun, ia memberikan penekanan kuat pada prinsip dasar BPR.

Tedy menegaskan bahwa meskipun terjadi perubahan kepemilikan dan model bisnis, tujuan awal berdirinya BPR—yakni membiayai segmen ultra mikro dan unbankable—tidak boleh hilang.

“Sustainability-nya tentu tidak akan menghilangkan khitah awal tujuan didirikan BPR. Namun, model bisnis atau how dan what-nya pasti akan mengalami shifting mengikuti perkembangan era saat ini, khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi,” ujar Tedy.

Ia menyoroti bahwa di tengah tren konsolidasi industri, efisiensi dan daya saing BPR tidak hanya ditentukan oleh siapa pemiliknya. Kunci keberlanjutan ada pada:

  • Penerapan Good Corporate Governance.
  • Manajemen risiko yang kuat.
  • Pemanfaatan teknologi yang terintegrasi.

Langkah Christilia, yang dikenal memiliki rekam jejak di sektor fintech (pendiri startup Yourpay), mengirimkan sinyal kuat adanya potensi transformasi digital yang akan diterapkan pada BPR Berkat Artha Melimpah. Masuknya generasi baru konglomerasi dengan pengalaman digital ke sektor BPR selaras dengan dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar BPR lebih kompetitif dan mampu meningkatkan efisiensi.

Berdasarkan pengumuman yang dipublikasikan pada 22 Oktober 2025, setelah transaksi rampung, Christilia Angelica Widjaja akan menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) tunggal dengan porsi 57,86%. Kemudian Budy Setiawan dan Hendrik Suhardiman masing-masing akan memegang 21,07%.

Pengambilalihan ini menambah deretan aksi korporasi yang menunjukkan meningkatnya minat investor besar dan generasi muda terhadap sektor BPR, memposisikan BPR sebagai pintu masuk strategis untuk memperluas inklusi keuangan, terutama pada kanal kredit UMKM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *