Dorong Digitalisasi Pesantren, BSI dan PPATK Bekali 600 Santri Nurul Huda dengan Literasi Kejahatan Siber

JAKARTA – Masih dalam nuansa memperingat Hari Santri Nasional (HSN) 2025, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) turut menggencarkan upaya penguatan literasi dan digitalisasi keuangan di lingkungan pesantren.

Untuk itu BSI menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai cyber crime kepada lebih dari 600 santri di Pesantren Nurul Huda Bekasi.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan santri terkait dinamika transaksi keuangan digital, termasuk mengenali potensi risiko seperti transaksi mencurigakan, pencucian uang, dan langkah-langkah pencegahannya.

Dengan demikian, para santri diharapkan tidak hanya melek digital, tetapi juga waspada dalam menjaga data diri.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan bahwa peningkatan awareness ini merupakan panggilan bagi BSI untuk mengembangkan pesantren sebagai bagian integral dari Islamic ecosystem dan nilai unik perbankan syariah.

Saat ini, BSI telah bermitra dengan lebih dari 12.000 pesantren di seluruh Indonesia. Namun, baru sekitar 34% di antaranya yang telah terintegrasi dengan layanan keuangan digital BSI.

Layanan yang disediakan mencakup kolaborasi dengan unit usaha pesantren, seperti Warung BSI, BSI QRIS, BSI Agen Pesantren (saat ini lebih dari 800 agen), manajemen ZISWAF melalui Baiq Core, BYOND by BSI, hingga cash management system untuk transparansi transaksi pesantren.

BSI berkomitmen terus memperluas pemahaman keuangan digital di pesantren dan optimis dapat menambah kolaborasi dengan lebih dari 1.000 pesantren tahun ini, sebagai wujud nyata dukungan terhadap kemandirian ekonomi umat.

Acara edukasi ini turut dihadiri Kepala Pusat Pemberdayaan Kemitraan APU PPT PPATK, Supriadi, serta Kepala Bagian TU Direktorat Analis dan Pemeriksaan PPATK, Dimas Kenn Syahrir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *