Dorong Akselerasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Syariah Financial Fair di Mataram

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar perhelatan akbar Syariah Financial Fair (SFF) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Gelaran yang berlangsung selama dua hari,  3 – 4 Oktober 2025 ini, sebagai upaya proaktif dan langkah strategis OJK untuk memacu pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia.

SFF diselenggarakan dengan tujuan utama meningkatkan literasi, inklusi, dan akselerasi sektor keuangan syariah. Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat pemahaman masyarakat NTB tentang produk dan layanan syariah yang kini semakin relevan.

Kepala OJK NTB, Rudi Sulistyo, menjelaskan bahwa SFF adalah wadah interaktif dan kolaboratif yang dirancang untuk mendekatkan masyarakat dengan layanan keuangan berbasis syariah.

“Ajang ini menjadi tempat interaktif yang memperkenalkan produk-produk keuangan syariah yang semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Dirinya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem syariah yang dinamis dan berkelanjutan.

Kinerja Industri Syariah NTB Tumbuh Pesat

Perkembangan industri keuangan syariah di Nusa Tenggara Barat menunjukkan performa yang sangat impresif. Data per Agustus 2025 mencatat pertumbuhan signifikan, merefleksikan peningkatan minat dan kepercayaan publik:

Total Aset Perbankan Syariah di NTB telah mencapai Rp24,85 triliun, mencatatkan pertumbuhan 11,02 persen secara tahunan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sehat, mencapai Rp16,66 triliun atau naik 9,06 persen.

Pembiayaan Perbankan Syariah tercatat sebesar Rp18,23 triliun, di mana porsi terbesar (86,79 persen) disalurkan untuk pembiayaan konsumtif.

Tak hanya perbankan, sektor non-perbankan syariah, seperti perusahaan pembiayaan, juga mencatat tren positif dengan pertumbuhan 4,64 persen, menegaskan potensi besar industri syariah di wilayah tersebut.

SFF: Pameran, Edukasi, dan Kolaborasi

Syariah Financial Fair yang digelar di Lombok Epicentrum Mall Mataram sukses menarik perhatian publik. Acara ini melibatkan 17 pelaku usaha jasa keuangan syariah dan dua lembaga lain, yang membuka total 20 gerai inklusi.

Selama dua hari, masyarakat dapat menikmati beragam agenda edukatif dan hiburan, meliputi:

– Pameran syariah dan gelar wicara edukasi produk keuangan syariah.

– Lomba mewarnai dan peragaan busana anak-anak.

– Peragaan busana kerja syariah.

OJK berharap SFF dapat menjadi platform kolaborasi yang menyatukan perbankan, lembaga pembiayaan, teknologi finansial syariah, UMKM, dan pelaku industri halal. Keterlibatan menyeluruh ini diharapkan menciptakan ekosistem keuangan syariah yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Keuangan Syariah: Jangkar Kepastian di Tengah Ketidakpastian Global

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, turut menyoroti peran krusial keuangan syariah, terutama di tengah kondisi global yang penuh gejolak.

Iqbal menjelaskan bahwa fluktuasi ekonomi global, seperti perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed), seringkali menciptakan tantangan besar bagi dunia usaha.

“Di tengah-tengah kondisi global yang semakin penuh ketidakpastian, satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri,” kata Iqbal.

“Di sinilah keuangan syariah memiliki arti penting, karena memberikan kepastian bagi banyak pengusaha,” sambungnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa prinsip syariah yang berfokus pada keadilan dan transparansi dapat menjadi jangkar stabilitas dalam ketidakpastian. Oleh karena itu, penguatan transaksi keuangan syariah yang digital, transparan, dan beretika sangat penting agar masyarakat NTB dapat memanfaatkan layanan keuangan dengan lebih aman dan nyaman sesuai prinsip syariah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *