DENPASAR – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan seluruh jaringan BPR di Bali.
Langkah strategis ini sebagai upaya untuk meningkatkan literasi investasi bagi lembaga keuangan daerah, terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Hal tersebut dilakukan BPD Bali dengan memperkenalkan Surat Berharga Negara (SBN) kepada BPR, sebagai alternatif portofolio investasi yang aman, menguntungkan, dan sesuai regulasi.
Direktur Bisnis Bank BPD Bali, I Nyoman Sumanaya, mengatakan tim teknisnya, akan menyasar langsung Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali.
“Tim teknis kita akan ke tempat-tempat DPK cabang untuk mensosialisasikan dan memberikan semacam literasi serta refreshment terkait bagaimana bertransaksi SBN sebagai alternatif portofolio untuk memaksimalkan pendapatan,” ujar Sumanaya di Denpasar, Rabu (15/10).
Selain SBN, lanjut dia, BPD Bali juga membuka ruang akomodasi penempatan deposito bagi BPR, dengan suku bunga yang dapat didiskusikan lebih lanjut. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan pengelolaan dana oleh jaringan BPR se-Bali menjadi lebih produktif dan kompetitif.
AOR Dealer Capital Market Divisi Treasury BPD Bali Ida Bagus Gede Putra menjelaskan, SBN pada dasarnya adalah bukti pinjaman yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dengan membeli SBN, kata dia, baik lembaga maupun individu sejatinya meminjamkan dananya kepada negara dan akan memperoleh imbal hasil atau kupon yang dibayarkan secara periodik.
“Pemerintah menerbitkan SBN untuk membiayai defisit APBN, menutup kekurangan kas, mengelola utang negara, dan memberikan ruang investasi bagi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut Bagus Putra menyebutkan, SBN yang sering disebut juga obligasi negara, termasuk dalam kategori investasi berisiko rendah (low risk), karena pembayaran pokok dan kuponnya dijamin langsung oleh negara melalui undang-undang.
“SBN itu aman karena dijamin pemerintah. Artinya, risiko gagal bayar hampir tidak mungkin terjadi, karena kalau negara gagal bayar, artinya negara itu sendiri sudah runtuh,” tegas Bagus Putra.
Selain faktor keamanan, SBN juga menawarkan keunggulan lain:
Imbal Hasil Kompetitif: Kupon atau imbal hasilnya cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito bank.
Pajak Lebih Rendah: Pajak penghasilan dari kupon hanya 10 persen, jauh lebih rendah dibandingkan deposito yang bisa dikenai 20 persen.
Pendapatan Pasif: Pembayaran kupon dilakukan secara periodik (bulanan, semesteran, atau tahunan), menciptakan sumber passive income yang pasti.
Bagus Putra menambahkan, transaksi SBN dapat dilakukan melalui dua jalur utama: pasar perdana (pembelian langsung dari pemerintah saat penerbitan/IPO) dan pasar sekunder (transaksi antarpihak seperti BPD Bali dan BPR, atau melalui sistem bursa efek). Dengan adanya edukasi ini, BPD Bali memfasilitasi BPR untuk optimalisasi penempatan dananya.