Jauhi Pinjol Ilegal, Khofifah Ajak Muslimat NU Manfaatkan BPR Jatim

SURABAYA – Para pimpinan Pengurus Anak Cabang (PAC) dan ranting Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) diimbau untuk menjauhi praktik rentenir dan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Imbauan ini dilontarkan Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Dewan Pembina Muslimat NU, saat menghadiri pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan pelantikan bersama PAC dan Ranting Muslimat NU se-Kota Malang di Universitas Islam Malang (Unisma), Minggu (7/9/2025).

“Saya mohon panjenengan semua bisa menghindari rentenir dan pinjaman online yang ilegal,” tegasnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Khofifah menekankan pentingnya peran para pimpinan ranting. Mereka diharapkan bisa membantu anggotanya terlepas dari jeratan pinjaman merugikan dengan memanfaatkan Koperasi Muslimat NU.

Sebagai alternatif, Khofifah juga menawarkan solusi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim atau Bank UMKM. Bank ini menawarkan pinjaman hingga Rp50 juta dengan bunga hanya 3% per tahun tanpa agunan.

“Murah sekali tanpa agunan. Jadi kalau ada pimpinan anak ranting yang butuh modal untuk dagang, manfaatkan program Bank UMKM Jatim ini,” jelasnya.

Ia juga berharap akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas skema peminjaman ini secara lebih detail agar semua anggota Muslimat NU bisa memahaminya.

Saring Sebelum Sharing: Pentingnya Akhlak dan Teknologi Digital

Selain soal pinjaman, Khofifah juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan akhlak dan teknologi digital. Di tengah derasnya arus informasi, ia meminta para kader Muslimat NU untuk menerapkan prinsip “saring sebelum sharing” saat menyebarkan informasi di media sosial.

“Sangat penting bagi kita semua, terutama akhlak yang seiring dengan digital IT. Sebab, banyak berita viral yang seringkali kita tidak saring sebelum sharing,” ujarnya.

Menurut Khofifah, prinsip ini sejalan dengan ajaran dalam Kitab Mutiara Nasihat Syekh Abdul Qadir Jailani atau Nashoihul Jailani. Kitab ini, yang telah ditahkik dan diterjemahkan, berisi nasihat tentang akhlak baik yang relevan dengan perkembangan teknologi saat ini.

Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, ikhlas, syukur, dan sabar harus ditanamkan sejak dini. Hal ini penting agar generasi muda bisa tumbuh dengan akhlakul karimah dan karakter yang kuat.

“Mari kita terus berdoa agar anak bangsa tumbuh dengan karakter akhlakul karimah, menjadi anak yang saleh dan salihah, serta bijak dalam memanfaatkan teknologi,” pungkasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Syekh Fadhil Al Jailani yang memberikan siraman rohani sekaligus penguatan mengenai intisari dari kitab Nashoihul Al Jailani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *