Pertumbuhan Kredit Perumahan Melambat, Ini Kata Perbankan

JAKARTA – Di pertengahan tahu 2025 ini, pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia menunjukkan perlambatan signifikan. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit properti terus melambat, turun menjadi 8,12% (yoy) pada Juni 2025 dari 8,57% pada Mei dan 11,96% pada akhir tahun 2024.

Catatan BI, perlambatan ini terjadi di semua kategori KPR, yakni rumah besar (>70 m²), Pertumbuhan melambat menjadi 9,49% di Juni 2025, turun dari 10,17% di Mei. Rumah sedang (22-70 m²), pertumbuhan melambat menjadi 7,83% di Juni, turun dari 7,95% di Mei, dan rumah kecil (<=21 m²): Bahkan mengalami pertumbuhan negatif, dari -4,79% di Mei menjadi -6,18% di Juni.

Bank-bank besar juga merasakan dampak perlambatan ini. BCA misalnya, pertumbuhan KPR turun dari 10,5% pada kuartal I-2025 menjadi 8,4% pada semester I-2025. Sedangkan BNI, pertumbuhan KPR melambat dari 12,5% pada kuartal I menjadi 9,9% pada semester I. Pertumbuhan KPR pada BRI juga melambat,dari 14,1% pada kuartal I menjadi 13,3% pada semester I.

Menurut EVP Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi makroekonomi yang kurang baik, likuiditas perbankan yang ketat, kenaikan tingkat NPL (kredit macet), dan suku bunga yang menjadi pertimbangan utama nasabah.

“Kebijakan insentif PPN DTP 100% dari pemerintah sangat efektif. Di BCA, 27% dari KPR untuk pembelian rumah baru berasal dari insentif ini,” ujar Welly.

Welly berharap stabilitas makroekonomi dan daya beli masyarakat bisa pulih untuk mendorong permintaan kredit.

Pengamat perbankan, Moch Amin Nurdin, sepakat bahwa daya beli masyarakat yang lesu dan rendahnya permintaan menjadi penyebab utama. Ia berpendapat, masyarakat saat ini lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari, bahkan keluarga muda lebih memilih mengontrak daripada membeli rumah melalui KPR.

“Keluarga-keluarga yang baru menikah, pasangan-pasangan baru dan seluruhnya, saya perhatikan sekarang di Indonesia lebih milih untuk ngontrak, meskipun pemerintah kemudian sudah membuat kebijakan baru terkait subsidi belum cukup menarik untuk kalangan muda milenial membeli rumah melalui KPR Jadi ini masih akan berat,” kata Amin.

Meskipun insentif PPN DTP diperpanjang, Amin memprediksi dampaknya terhadap pertumbuhan KPR di paruh kedua tahun 2025 tidak akan terlalu signifikan. Menurutnya, pertumbuhan KPR akan tetap lambat hingga akhir tahun.

Amin menyarankan agar bank lebih selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan KPR. Ia menekankan perlunya bank untuk fokus pada segmen pasar yang tepat, seperti generasi muda dengan penghasilan stabil.

Selain itu, bank juga disarankan untuk melakukan berbagai upaya, misalnya bekerja sama dengan pengembang properti dan makelar yang terpercaya. Lalu meningkatkan edukasi literasi keuangan dan promosi, dan menawarkan model pembayaran yang lebih menarik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *