Pertumbuhan Perbankan di Wilayah Timur Melambat, OJK Sebut Kinerja Masih Solid

MAKASSAR – Pertumbuhan kinerja perbankan di posisi tahun 2025 di wilayah timur, terhitung melambat jika dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Perbankan di wilayah timur Indonesia meliputi Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).

Meskipun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa kinerja perbankan di sana tetap solid.

Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menjelaskan bahwa perlambatan ini terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan aset yang berada di kisaran 2% hingga 5%.

DPK di Sulampua, dijelaskan Muchlasin, terhimpun Rp341,44 triliun per Mei 2025, tumbuh 2,52% secara year-on-year (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan posisi Mei 2024 yang saat itu mencapai 6,66% yoy.

Perlambatan pertumbuhan DPK, menurut Muchlasin, secara umum disebabkan oleh penurunan signifikan pada komponen giro. Meskipun demikian, OJK menyebut, pertumbuhan tipis pada tahun ini masih mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan yang tetap terjaga. 

“Dari komposisinya, portofolio DPK masih didominasi oleh tabungan yang mencakup 58,48%. Hal ini menunjukkan preferensi masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk yang lebih likuid,” ucap Muchlasin di Makassar, Rabu (16/7/2025).

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan di Sulampua tercatat telah menyalurkan Rp434,77 triliun per Mei 2025, tumbuh 5,02% yoy. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan catatan per Mei 2024 yang saat itu mampu tumbuh 9,37% yoy.

Penyaluran kredit di wilayah timur didominasi untuk pembiayaan konsumtif yang mencakup 51,65% dari total kredit atau sebesar Rp224,16 triliun. OJK mengklaim pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan DPK pada Mei 2025 mencerminkan optimisme sektor perbankan dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Sulampua. 

Sementara itu aset perbankan di wilayah ini juga tumbuh tipis 4,49% yoy atau sebesar Rp547,00 triliun. Pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan posisi Mei 2024 yang saat itu tumbuh 7,07% yoy.

“Secara umum sektor perbankan di wilayah Sulampua tetap proaktif dalam menjalankan fungsi intermediasi sebagaimana terlihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 127,33% didukung rasio non performing loan (NPL) yang terjaga yaitu sebesar 2,65%,” kata Muchlasin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *