JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menunjukkan komitmen kuatnya untuk mendorong inisiatif usaha melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa bank akan mengerahkan agen-agen BRILink dan menyediakan modal kerja bagi koperasi-koperasi tersebut.
BRI, yang saat ini memiliki 1,2 juta agen BRILink di seluruh Indonesia, kata Hery, berencana “mewakafkan” sekitar 80.000 agen untuk mendukung Koperasi Desa Merah Putih.
“Kebetulan BRI memang memiliki agen BRILink yang cukup banyak, 1,2 juta. Nah, kami akan wakafkan itu ya 80.000 (untuk Kopdes Merah Putih), dan memang sudah ada tinggal digeser lokasinya saja,” kata Hery dikutip dari Kompas, Kamis (17/7/2025)
Hery Gunardi juga menjelaskan bahwa BRI telah mengklasifikasikan koperasi berdasarkan ukurannya untuk menyesuaikan kebutuhan modal kerja.
Klasifikasi Koperasi tersebut:
- Koperasi kecil yang berbisnis produk sembako, LPG, dan bahan makanan pokok, diperkirakan membutuhkan modal kerja sekitar Rp 250 juta. Dana ini akan disalurkan langsung ke distributor pemasok, bukan ke koperasi, untuk memastikan keamanan dan efisiensi pembayaran.
- Koperasi menengah diproyeksikan memerlukan modal kerja sekitar Rp 300-350 juta.
- Koperasi besar membutuhkan hingga Rp 500 juta sebagai modal kerja.
Ia pun menjabarkan, dengan dukungan modal tersebut, koperasi-koperasi ini memiliki potensi omzet yang signifikan, untuk koperasi kecil, omzet hingga Rp 20-25 juta per hari. Kemudian untuk koperasi menengah, omzet sekitar Rp 40-45 juta per hari, dan koperasi besar, omzet mencapai Rp 65-70 juta per hari.
“Tidak ada isu pengembalian dana bank, itu tidak ada isu,” tegas Hery, menunjukkan keyakinan bank terhadap keberlanjutan model ini.
Sementara untuk menjamin transparansi dan tata kelola yang baik, masih dijelaskannya, BRI akan memberdayakan pensiunan BRI yang dikenal sebagai ‘mantri’ untuk menjadi manajer di Koperasi Desa Merah Putih.
“Jadi orang bank yang duduk di situ,” jelas Hery.
Hery menekankan bahwa kolaborasi antara perbankan dan pemerintah ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa secara ekonomi.
“Supaya masyarakat desa itu kehidupannya bisa meningkat, ekonominya bisa berputar, dan mungkin bagus juga untuk pemerintah dalam hal misalnya untuk penyaluran bahan makanan pokok, itu sudah punya tangannya di desa-desa ini,” tandasnya.
Dirinya berharap, kehadiran koperasi ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian desa dan membantu penyaluran kebutuhan pokok secara lebih efektif.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk siap untuk menggerakkan agen BRIlink demi mendorong inisiatif usaha di Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hery Gunardi mengatakan, saat ini jumlah agen BRIlink telah mencapai 1,2 juta agen di seluruh Indonesia.
“Kebetulan BRI memang memiliki agen BRIlink yang cukup banyak, 1,2 juta. Nah, kami akan wakafkan tu ya 80.000 (untuk Kopdes Merah Putih), dan memang sudah ada tinggal digeser lokasinya saja,” kata dia dalam Diskusi Terarah (FGD) tertutup Redaksi Harian Kompas, Rabu (16/7/2025).
Ia menambahkan, pihaknya juga telah mengklasifikasikan koperasi berdasarkan ukurannya. Hal tersebut penting untuk dapat melihat kebutuhan modal kerja yang diperlukan tiap-tiap koperasi.
Untuk koperasi kecil dengan bisnis berupa produk sembako, LPG, dan bahan makanan pokok, membutuhkan modal kerja sekitar Rp 250 juta.
“Bank akan kasih itu dan pembayaran segala macam itu akan dibayar langsung ke yang supply, distributornya. Tidak kita berikan ke koperasi, jadi aman,” imbuh dia.
Sementara itu, koperasi tingkat menengah diproyeksikan membutuhkan modal kerja sekitar Rp 300-350 juta. Adapun, koperasi yang besar membutuhkan hingga Rp 500 juta sebagai modal kerja.
Hery bahkan memiliki perkiraan omzet yang bisa diraih oleh tiap-tiap ukuran dari koperasi tersebut. Misalnya, koperasi yang kecil bisa memiliki omzet hingga Rp 20-25 juta per hari. Koperasi menengah bisa mencapai omzet dengan kisaran Rp 40-45 juta. Sedangkan koperasi besar bisa mencapai Rp 65-70 juta per hari. “Tidak ada isu pengembalian dana bank itu tidak ada isu,” ucap dia.
Lebih lanjut, untuk mendorong transparansi dan tata kelola koperasi, Hery menyebut, BRI dapat memberdayakan pensiunan BRI yang biasa disebut mantri untuk menjadi manajer di koperasi Desa Merah Putih.
“Jadi orang bank yang duduk di situ,” terang dia. Hery menegaskan, perbankan bersama dengan pemerintah ingin kehadiran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat memberdayakan masyarakat desa.
“Supaya masyarakat desa itu kehidupannya bisa meningkat, ekonominya bisa berputar, dan mungkin bagus juga untuk pemerintah dalam hal misalnya untuk penyaluran bahan makanan pokok, itu sudah punya tangannya di desa-desa ini,” tutup dia.