Efisiensi Anggaran Pemerintah Pukul Industri Hotel Jakarta

Jakarta – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah berdampak signifikan pada industri perhotelan di Jakarta, menyebabkan banyak hotel terpaksa memutar otak untuk bertahan. Berbagai strategi dilakukan, termasuk dengan menawarkan harga yang lebih rendah.

Hotel-hotel yang selama ini sangat bergantung pada kegiatan rapat, pertemuan, atau acara-acara yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, kini merasakan dampaknya secara langsung dan cukup berat.

Dilansir dari detik.com, sejumlah hotel bintang 5 di Jakarta bahkan telah memangkas tarif kamar per malam hingga 20 persen. Padahal, biasanya menjelang akhir semester pertama, tarif kamar di hotel-hotel tersebut cenderung masih tinggi.

Sebagai contoh, pantauan di salah satu hotel bintang 5 yang berlokasi strategis di pusat Jakarta menunjukkan penurunan harga yang drastis. Hotel yang biasanya bisa menjual kamar seharga Rp3,2 juta per malam, kini terlihat menawarkan kamar dengan harga Rp2,7 juta.

Salah satu karyawan yang tidak ingin disebut Namanya mengatakan, hal ini imbas pengurangan kegiatan pemerintah di hotelnya. Meksipun begitu, diakuiya pula, ruang rapat di hotelnya perlahan kembali terisi setelah blokir anggaran dibuka sedikit.

“Tapi kan anggaran yang dibuka masih sedikit, sementara supply hotelnya banyak, ya mau nggak mau perang harga,” ujarnya.

Sebelumnya Ketua BPD PHRI Jakarta, Sutrisno Iwantono, mengatakan berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Badan Pimpinan Daerah Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Khusus Jakarta (BPD PHRI DK Jakarta) pada April 2025 terhadap anggotanya, ditemukan bahwa 96,7% hotel mengalami penurunan tingkat hunian.

Dia mengatakan bahwa tekanan ini menjadi dampak dari efisiensi anggaran pemerintah. “Dari hasil survei yang dilakukan, sebanyak 66,7% responden menyebutkan penurunan tertinggi berawal dari segmen pasar pemerintah, seiring dengan kebijakan pengetatan anggaran yang diterapkan,” kata dia.

Tren penurunan itu memaksa hotel-hotel Jakarta untuk melakukan pengurangan tenaga kerja serta strategi efisiensi operasional.

Imbas dari penurunan pendapatan ini sudah membuat beberapa hotel di Jakarta dijual oleh pemiliknya. Dari pantauan di beberapa situs jual beli properti, terdapat hotel-hotel yang dipasarkan dengan harga murah, bahkan di bawah nilai jual objek pajak (NJOP).

Sebuah hotel di kawasan Cideng, Jakarta Pusat dijual seharga Rp 60 miliar. Harga tersebut separuh dari NJOP hotel. Dalam kolom deskripsi, disebutkan NJOP total hotel itu senilai Rp 119 miliar. Begitu juga dengan sebuah hotel di Jakarta Selatan yang dijual seharga Rp 700 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *