JAKARTA – Kebangkrutan yang menimpa Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi perhatian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kendati demikian, LPS yakin akan mampu membantu dua BPR yang bangkrut di Cirebon dan Surabaya tersebut.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang mencari Solusi untuk dua BPR itu.
“Ada dua, satu di Jawa Barat, satu di Surabaya, yang kita usahakan untuk ada pemecahannya. Kelihatannya akan selamat yang di Cirebon maupun yang di Surabaya,” ujar Purbaya.
Ia menyampaikan hal itu usai mengisi acara bertajuk “Sumitronomic, Simposium Nasional dan Arah Ekonomi Indonesia” di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Purbaya memastikan, LPS tidak hanya memberikan penjaminan terhadap dana nasabah, namun juga akan membantu mencarikan solusi bagi BPR yang berada di ambang kebangkrutan.
“Bukan hanya kalau bangkrut saja, tapi sebelum bangkrut kita cari jalan keluar. Let’s say pemegang saham atau yang punya dan di situ mau konversi, yang menggunakan dia juga, itu sudah kita dukung. Dan sepertinya akan berhasil,” ujar Purbaya.
Ia menegaskan, LPS berkomitmen membantu BPR dan BPR Syariah (BPRS) dalam meningkatkan kinerja melalui dukungan terhadap transformasi digital, mengingat BPR/BPRS memiliki posisi yang strategis dalam ekosistem keuangan nasional.
“Kami akan menyediakan sistem informasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola, memperkuat pelaporan dan mendorong digitalisasi proses operasional secara keseluruhan,” kata Purbaya.
Soal penyediaan sistem informasi, dikatakannya, akan segera dimulai pada tahun ini dengan melakukan pilot project terhadap beberapa BPR/BPRS.
“Pentingnya transformasi digital dan pengembangan sistem teknologi informasi (IT) di BPR/BPRS, agar ke depannya bisa memiliki keunggulan dalam bidang usaha yang lebih komparatif yang belum tentu dimiliki oleh pelaku industri lain,” ujar Purbaya.
Saat ini, lanjut dia, untuk menjamin simpanan nasabah di perbankan, LPS mempunyai dana cadangan sekitar Rp255 triliun. Alokasi dana cadangan itu diproyeksikan masih akan bertambah hingga Rp270 triliun di akhir tahun, seiring sektor finansial saat ini tengah mengalami pertumbuhan pesat ditandai dengan kinerja dana pihak ketiga (DPK) yang kian membaik.
Purbaya menambahkan, terhitung hingga Maret 2025, terdapat 15,58 juta rekening nasabah BPR/BPRS yang dijamin penuh oleh LPS.
“Jumlah tersebut setara dengan 99,98 persen dari total rekening di BPR-BPRS,” pungkasnya.