Daya Beli Melemah, Perbankan Optimis Bisnis Kartu Kredit Tetap Cemerlang

JAKARTA – Tren transaksi nontunai yang terus meningkat dimanfaatkan masyarakat untuk berbelanja, menjadi sinyal  positif terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit bagi perbankan. Karena itu, di tengah tekanan terhadap daya beli masyarakat, sejumlah perbankan tetap menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit.  

PT Bank OCBC Indonesia Tbk (NISP), misalnya. Bank ini mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit sebesar 68 persen secara tahunan (yoy).

Executive Director, Marketing Communication Division Head OCBC Amir Widjaya, dalam keterangannya, menyebutkan, peningkatan significan ini sebagai indikator positif atas kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan yang disediakan. Untuk itu, pihaknya menyambut baik tren peningkatan ini.

Tren tersebut, menurut Amir, juga mencerminkan kemampuan masyarakat yang semakin adaptif dalam memanfaatkan instrumen pembayaran nontunai secara bijak dan produktif.

“Perusahaan berkomitmen menjaga pertumbuhan ini dengan prinsip kehati-hatian serta edukasi keuangan berkelanjutan,” ungkapnya.

Amir menjelaskan, penggunaan kartu kredit OCBC tercatat tersebar di berbagai sektor, termasuk sektor perjalanan yang juga menjadi bagian dari transaksi yang dilakukan oleh para nasabah.

Hal serupa juga terjadi pada PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN). Melalui layanan digital banking Jenius, BTPN juga menunjukkan optimisme.

Hal ini diungkapkan Business Stream Head Jenius Anita Ekasari, yang mengatakan pihaknya kini lebih fokus pada pertumbuhan transaksi kartu kredit.

“Tren kreditnya masih oke sih, bagus, masih meningkat. Justru kartu kredit itu sekarang lumayan kita lagi lebih fokus ke situ juga, bagaimana transaksi customer bisa meningkat melalui kartu kredit,” ujar Anita, di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Anita mengungkapkan, layanan digital banking Jenius mencatat total penyaluran kredit telah mencapai Rp3,3 triliun, tumbuh 19 persen secara tahunan, termasuk dari produk kartu kredit, paylater, dan Flexi Cash.

Daya beli masyarakat saat ini yang cenderung tertahan, menurut Anita, tidak merubah transaksi kartu kredit yang tetap stabil.

“Bahkan meningkat saat Ramadan dan Lebaran. Kalau kita melihat data internal selama 2025, spending kartu kredit kita stabil. Bahkan di Lebaran itu agak naik,” katanya.

Anita menambahkan, pertumbuhan ini turut ditopang oleh peluncuran Kartu Kredit Tambahan Jenius (s-Card), yang memungkinkan pengguna memberikan kartu tambahan kepada orang terdekat.

“Kami melihat banyak pengguna Jenius yang membutuhkan kartu tambahan, dan dengan kehadiran s-Card, kami ingin menjawab kebutuhan itu,” ungkap Anita.

Masih dijelaskan Anita, bahwa jumlah pengguna Jenius kini telah mencapai lebih dari enam juta atau tumbuh delapan persen hingga kuartal I/2025.

“Penyaluran kredit masih didominasi segmen kartu kredit dan Flexi Cash, sementara fitur paylater diarahkan kepada pengguna terpilih dengan limit terbatas antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *