SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat. Untuk itu, Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, menginisiasi pembentukan forum yang mempertemukan sektor perbankan dan industri keuangan.
Ahmad Luthfi memandang hal ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam rangka memajukan pembangunan daerah.
Gubernur menyampaikan hal itu saat menerima audiensi dari Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah, Hidayat Prabowo, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, pada hari Jumat (11/4/2025)
“Pemerintah Provinsi tidak dapat bekerja secara soliter. Sinergi dari seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah,” kata Ahmad Luthfi.
Ahmad Luthfi memang telah memprioritaskan pentingnya kolaborasi antar berbagai elemen, sejak awal ia memimpin Jawa Tengah.
Salah satu implementasi nyata dari komitmen ini adalah melalui kerja sama yang telah terjalin dengan pemerintah kabupaten/kota, di mana program-program pembangunan diintegrasikan untuk mencapai sinkronisasi dan keselarasan yang lebih baik.
Tak hanya itu, Luthfi juga merangkul kalangan perguruan tinggi. Sebanyak 44 kampus dilibatkan lewat Forum Rektor. Sinergi juga dijalin dengan anggota legislatif, baik di tingkat provinsi maupun pusat.
Dua forum yang telah terbentuk yakni Forum Berlian Ngopeni Nglakoni yang terdiri dari anggota DPRD Jateng, serta Forum Senayan yang beranggotakan wakil rakyat asal Jateng di DPR RI dan DPD RI.
Kepala OJK Jateng, Hidayat Prabowo menanggapi gagasan Gubernur Jateng itu, menyatakan dukungannya dalam pembangunan ekonomi daerah serta program ketahanan pangan.
“Tadi Pak Gubernur minta ada forum dengan perbankan dan industri keuangan, karena beliau semangatnya adalah kolaborasi. Itu sebenarnya sangat sejalan dengan OJK. Kita tidak bisa jalan sendiri, OJK tidak bisa jalan sendiri, tentu sinergi dan kolaborasi sangat bermanfaat,” ungkapnya.
Sinergi antara OJK dan Pemprov Jateng, menurut dia, selama ini telah terjalin dengan baik dan akan terus diperkuat ke depannya.
Ia memastikan, OJK siap memberikan dukungan penuh terhadap program-program pembangunan yang dijalankan Pemprov Jateng, terutama di bidang pengawasan lembaga keuangan.
Tak hanya itu, Hidayat menambahkan, pada 2024 lalu, OJK juga terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Fokusnya pada pemberdayaan dan pengelolaan keuangan petani jagung dan padi di wilayah Grobogan dan Kendal.
Model tersebut rencananya akan diterapkan di daerah lain di Jawa Tengah guna mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional. Setelah petani, kegiatan serupa akan menyasar masyarakat nelayan.
Masih dijelaskan Hidayat, bahwa tahun ini, OJK juga akan ikut menggarap sektor rajungan di Jepara yang memiliki potensi ekspor besar. Hal ini juga dalam rangka mendukung program Pemprov Jateng.
“OJK di sini berperan untuk menyinergikan, mengkoordinasikan, dan membangun ekosistem. Baik itu ekosistem produksinya maupun ekosistem sektor keuangan,” tutupnya.