Gandeng Perumda BPR Jogja, Pemkot Bedah Rumah Warga Ngampilan

JOGJA – Pemerintah Kota Jogja Provinsi DIY, merealisasikan komitmen dalam memberikan hunian layak bagi masyarakat Kota Jogja. Berkolaborasi dengan Bank Jogja, Pemkot menggalakkan progam bedah/renovasi rumah tidak layak huni (RTLH).  

Teranyar, program bedah rumah digelar di Kemantren Ngampilan, Minggu (27/4/2025), dengan sasaran  rumah milik warga RT 05 RW 01 Kelurahan Ngampilan, Kemantren Ngampilan. Rumah milik Agus Hermanto tersebut mengalami kerusakan cukup parah.

Dalam program tersebut, Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo mengatakan,  pihaknya menggandeng berbagai pihak, salah satunya Perumda BPR Bank Jogja, melalui bantuan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TSLP).

Dalam keterangannya Hasto menjelaskan, Perumda BPR Bank Jogja menggelontorkan dana sebesar Rp 20.000.000 untuk mendukung perbaikan rumah milik Agus Hermanto tersebut.

“Bedah rumah bisa terealisasi berkat gotong royong antara pemerintah, warga, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK),” ungkap Hasto dalam keterangannya, Minggu (28/4/2025).

Dengan menggandeng berbagai pihak, lanjut dia, upaya memberikan hunian yang layak bagi masyarakat dapat terealisasi dengan cepat.

“Kalau pakai APBD prosesnya agak sedikit rumit dan memerlukan proses yang panjang. Salah satu strateginya adalah dengan gotong royong,” ujarnya.

Menurut dia, niat memberikan hunian layak ini selaras dengan slogan Pemkot Yogya yakni Segoro Amarto atau Semangat Gotong Agawe Majune Ngayogyakarta.

“Slogan ini jangan hanya sebagai simbol semata, namun harus terimplementasikan untuk kesejahteraan warga masyarakatnya,” katanya.

Hasto menerangkan, proses renovasi ini akan dilakukan selama 15 hari kedepan yang menyasar struktur bangunan, dinding, dan atap.

Pemilik rumah, Agus Hermanto mengaku senang dan bersyukur atas renovasi yang dilakukan di rumah tinggalnya.

Ia mengatakan sudah sejak lama atap rumahnya mengalami kebocoran, selain atap, lantai dan dinding juga menerlukan perbaikan. Agus yang tinggal seorang diri, sehari-harinya bekerja sebagai buruh lepas.

“Alhamdulillah, bersyukur akhirnya rumah saya bisa renovasi karena kalau hujan atapnya sering bocor,” ungkapnya.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *