BPD Bali Diapresiasi Insentif GWM Sebesar 2,90 Persen

SEPUTARBANK, BALI– Bank Indonesia mengapreasi langkah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali atas peningkatan pembiayaan sektor Prioritas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang salah satunya dibidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Atas gencarnya BUMD berplat merah daerah ke sektor tersebut , BI memberikan potongan kewajiban setoran Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia (BI) sebesar 2,90 persen

“Apabila dirupiahkan besaran insentif tersebut, kami estimasi sekitar Rp800 miliar, tergantung capaian dana pihak ketiga (DPK),” kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Sabtu.

Ia menjelaskan insentif GWM sebesar 2,90 persen itu diraih setelah pihaknya berkontribusi dalam pembiayaan sektor prioritas yang menjadi program untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat. Adapun sektor tersebut selain UMKM yakni sektor hilirisasi pertanian, pembiayaan sektor perumahan, pariwisata, ultra mikro hingga pembiayaan hijau atau sektor yang fokus terhadap upaya ramah lingkungan.

”Kami mendapatakan peningkatan sebesar 2,7 persen dibanding periode sebelumnya.  Realisasi atas Kewajiban Penempatan GWM perbankan di BI selama ini mencapai sembilan persen,” tuturnya.

Pemberian insentif berupa diskon GWM perbankan itu diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur BI Nomor 1 tahun 2023 terkait Perubahan Kedua atas peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/4/PADG/2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Insentif bagi bank yang memberikan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu dan inklusif.

Pasal 7 peraturan itu menyebutkan pemberian insentif GWM dilakukan secara triwulanan atau tiga bulan untuk periode Desember hingga Februari tahun berikutnya atau pada 2024.

Sudharma menyebutkan hasil dari insentif itu akan disalurkan kembali untuk pembiayaan produktif termasuk sektor prioritas.

Selama 2023, lanjut dia, porsi pembiayaan kepada UMKM di bank milik pemerintah daerah di Bali itu telah mencapai 48 persen atau melampaui target dari BI pada 2024 minimal mencapai 30 persen.

“Untuk porsi UMKM pada 2024 kami targetkan (pembiayaan) minimal itu bisa melampaui 50 persen,” katanya.

Semakin besar kucuran pembiayaan kepada UMKM, kata dia, maka semakin besar peluang untuk mendongkrak insentif GWM.

“Kami masih menargetkan insentif GWM ke depan bisa di atas tiga persen atau minimal tiga persen,” katanya.

(Rep: Ilman, sumber Antara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *